himbauan

Mari kita memandang Firman Tuhan dengan serius dan mulai memperhatikan kata-kata kita. Buang semua yang bisa merusak orang lain dan menyebabkan hubungan anda membusuk. Gantikan dengan kata-kata yang membangun, memenuhi kebutuhan, dan melayani hidup orang lain. Kita akan mendapat keuntungan saat kita mengalami hubungan yang harmonis.

Cari Blog Ini

Minggu, 09 Mei 2010

FORMULIR I

SURAT KEPUTUSAN
BADAN PEKERJA DAERAH _______________ (1)
GEREJA BETHEL INDONESIA
NO : _________________ (2)
TENTANG
PENGESAHAN JEMAAT LOKAL GEREJA BETHEL INDONESIA
JL. ______________________________(3)
_____________________ (4)



BADAN PEKERJA DAERAH ________ (5) GEREJA BETHEL INDONESIA


Menimbang : a. bahwa pengembangan suatu organisasi adalah merupakan sesuatu hal yang memang diharapkan terjadi pada setiap organisasi, termasuk organisasi Gereja Bethel Indonesia.
b. bahwa Gereja Bethel Indonesia telah mengatur tata cara pembukaan atau perintisan sebuah jemaat lokal, sebagaimana yang diatur dalam Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia.
c. bahwa setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia, maka sebuah jemaat lokal yang telah dirintis atau dibuka, perlu disahkan dalam surat keputusan.

Membaca : a. Surat Permohonan dari Pdt/Pdm/Pdp ______________ (6) tanggal ____________ tentang permohonan pengesahan jemaat lokal Gereja Bethel Indonesia di Jl._____________, ___________ (7)
b. Surat Rekomendasi Pdt. ______________ (8) tanggal _______ (9), selaku Pendeta Pembina dari Pdm/Pdp _____________ (10)

Mengingat : 1. Pasal 1 butir 6 dan pasal 6 Tata Dasar Gereja Bethel Indonesia;
2. Pasal 1, pasal 2 dan pasal 7 Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.



M E M U T U S K A N


Menetapkan :

PERTAMA : Mengesahkan jemaat lokal Gereja Bethel Indonesia yang beralamat di Jl. __________ (11) sebagai bagian dari organisasi Gereja Bethel Indonesia.

KEDUA : Gereja Bethel Indonesia Jl. _____________ (12) mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana yang diatur dalam Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia.

KETIGA : Setiap perubahan yang terjadi dalam jemaat lokal Gereja Bethel Indonesia Jl. ________________ (13) seperti perubahan alamat sekretariat, perubahan pengurus dan lain-lain yang danggap perlu untuk kepentingan administrasi , agar diberitahukan secara tertulis kepada Badan Pekerja Daerah ____________ (14) dalam waktu selambat-labatnya 14 (empat belas) hari setelah terjadinya perubahan.

KEEMPAT : Apabila terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam keputusan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.



Ditetapkan di : ___________ (15)
Tanggal : ___________ (16)


BADAN PEKERJA DAERAH GEREJA BETHEL INDONESIA

Ketua : Sekretaris :




( _____________________ ) (17) ( _____________________ ) (18)






Tembusan Yth:

1. Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia di Jakarta.
2. Gembala Jemaat Lokal GBI Jl __________ di ___________ (19)
3. A r s i p.



Dept.HO/309
KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR I
FORMAT KEPUTUSAN BPD TENTANG PENGESAHAN JEMAAT LOKAL


Nomor 1 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
2 : Diisi nomor urut surat keputusan yang akan dikeluarkan.
3 : Diisi nama jalan dari jemaat lokal yang akan disahkan.
4 : Diisi nama kota tempat jemaat lokal yang akan disahkan.
5 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
6 : Diisi nama pejabat yang membuat surat pengesahan, pilih jabatan yang bersangkutan Pdt atau Pdm atau Pdp.

7 : Diisi nama jalan dari jemaat lokal yang akan disahkan.

8 : Diisi nama Pendeta Pembina yang membuat surat rekomendasi.

9 : Diisi tanggal surat pemohonan.

10 : Diisi nama pejabat yang dibina oleh Pendeta Pembina.

11 : Diisi nama jalan dari jemaat lokal yang akan disahkan.
12 : Diisi nama jalan dari jemaat lokal yang akan disahkan.
13 : Diisi nama jalan dari jemaat lokal yang akan disahkan.
14 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
15 : Diisi nama kota BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
16 : Diisi tanggal pengeluaran surat keputusan.
17 : Diisi nama dan tanda tanganKetua BPD GBI yang mengeluarkan SK.

18 : Diisi nama dan tangan tangan Sekretaris BPD GBI yang mengeluarkan SK

19 : Diisi nama gembala jemaat lokal yang mengembalakan jemaat yang disahkan.
Dept.HO/309
FORMULIR II

SURAT KEPUTUSAN
BADAN PEKERJA DAERAH ______________ (1)
GEREJA BETHEL INDONESIA
NO : ________________________ (2)
TENTANG
PENETAPAN PDT/P DM/PDP _so
____________________ (3)
SEBAGAI GEMBALA JEMAAT LOKAL
GEREJA BETHEL INDONESIA
JL. ____________ (4)



BADAN PEKERJA DAERAH __________ (5) GEREJA BETHEL INDONESIA


Menimbang : a. bahwa suatu organisasi akan berkembang dengan baik apabila di dalam organisasi tersebut terdapat seorang pemimpin yang memimpin organisasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
b. bahwa dalam organisasi Gereja Bethel Indonesia terdapat beberapa pemimpin diantaranya adalah gembala jemaat lokal yang bertugas memimpin jemaat lokal dalam rangka memenuhi Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.
c. bahwa setelah melalui suatu penilaian BPD ________ (6) dalam suatu kurun waktu tertentu, maka Pdt/Pdm/Pdp.___________ dinilai layak untuk ditetapkan sebagai gembala jemaat lokal.
d. bahwa penetapan gembala jemaat lokal pada Gereja Bethel Indonesia Taman Porisgaga Tangerang, perlu dituangkan dalam keputusan.

Memperhatikan : a. Hasil penelitian dan peninjauan langsung Tim Badan Pekerja Daerah Gereja Bethel Indonesia _______________ (7) yang dituangkan dalam surat tertanggal ________________ (8)
b. Hasil pertemuan antara Badan Pekerja Daerah Gereja Bethel Indonesia ________ (9) dengan Pdt. _________ (10) selaku Pendeta Pembina dari Pdm/Pdp _________ (11), yang telah dituangkan dalam Berita Acara Pertemuan tanggal_________ (12)

Mengingat : 1. Pasal 8 dan pasal 9 ayat 7 Tata Dasar Gereja Bethel Indonesia.
2. Pasal 1 ayat 1, pasal 2, pasal 3, dan pasal 77 ayat 6 Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.



M E M U T U S K A N
Menetapkan :

PERTAMA : Menetapkan Pdm/Pdp _________ (13) sebagai gembala jemaat pada jemaat lokal Gereja Bethel Indonesia Jl. ___________ (14).

KEDUA : Memenuhi hak dan kewajiban sebagai pejabat dan atau gembala jemaat lokal sebagaimana yang diatur dalam Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia.

KETIGA : Memerintahkan Pdm/Pdp _________ (15) untuk setelah diterimanya keputusan ini, segera berkonsultasi dengan Pendeta Pembina yaitu Pdt. ___________ (16), gembala jemaat lokal Gereja Bethel Indonesia ____________ (17).

KEEMPAT : Apabila dalam keputusan ini terdapat kekeliruan atau kekurangan, akan diperbaiki atau sebagaimana mestinya.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : ____________ (18)
Tanggal : ___________ (19)
=========================


Badan Pekerja Daerah
Gereja Bethel Indonesia _____________ (20)

Ketua : Sekretaris :




( __________________ ) (21) ( __________________ ) (22)


Tembusan Yth:
1. Penasehat BPD GBI _________ di ___________ (23)
2. Pdt. _____________ (24) di ____________ (25)
3. Pdm/Pdp _____________ (26) di _____________ (27)
4. Pengurus Jemaat Lokal GBI _____________ (28)
5. Arsip.


Dept.HO3/09

KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR II
FORMAT KEPUTUSAN BPD TENTANG PENETAPAN GEMBALA JEMAAT


Nomor 1 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
2 : Diisi nomor urut surat keputusan yang akan dikeluarkan.
3 : Diisi nama pejabat GBI sesuai dengan jenjang kepejabatnnya.
4 : Diisi nama kota tempat jemaat lokal yang akan disahkan.
5 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
6 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
7 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
8 : Diisi tanggal pembuatan surat yang dibuat oleh Tim dari BPD.
9 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
10 : Diisi nama Pendeta Pembina yang selama ini melakukan pembinaan.
11 : Diisi nama pejabat GBI yang dibina dan jenjang kependetaannya.
12 : Diisi tanggal pembuatan Berita Acara Pertemuan.
13 : Diisi nama pejabat GBI yang ditetapkan sebagai gembala jemaat.
14 : Diisi alamat dari jemaat lokal yang gembala jemaatnya ditetapkan.
15 : Diisi nama pejabat GBI yang ditetapkan sebagai gembala jemaat.
16 : Diisi nama Pendeta Pembina yang ditetapkan oleh BPD GBI.
17 : Diisi alam jemaat lokal dari Pendeta Pembina.
18 : Diisi nama kota tempat pengeluaran surat.
19 : Diisi tanggal pengeluaran surat.
20 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
21 : Diisi nama dan tanda tangan dari Ketua BPD GBI.
22 : Diisi nama dan tanda tangan dari Sekretaris BPD GBI.
23 : Diisi nama BPD GBI dan alamat penaehat.
24 : Diisi nama Pendeta Pembina.
25 : Diisi alamat dari Pendeta Pembina.
26 : Diisi nama gembala jemaat lokal yang ditetapkan.
27 : Diisi alamat dari gembala jemaat lokal yang ditetapkan.
28 : Diisi alamat jemaat lokal.












Dept.HO/309
FORMULIR III

SURAT KEPUTUSAN
BADAN PEKERJA DAERAH __________(1)
GEREJA BETHEL INDONESIA
NO : ___________________ (2)
TENTANG
PENETAPAN PDT/PDM/PDP ________________ (3)
SEBAGAI GEMBALA PENGGANTI PADA JEMAAT LOKAL
GEREJA BETHEL INDONESIA _________________(4)



BADAN PEKERJA DAERAH ______ (5) GEREJA BETHEL INDONESIA


Menimbang : a. bahwa masalah yang terjadi dalam suatu organisasi, merupakan suatu dinamika dalam organisasi yang perlu untuk diselesaikan dengan segera.
b. bahwa masalah yang terjadi pada jemaat lokal Gereja Bethel Indonesia ___________ (6), telah diselesaikan sejalan dengan Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia.
c. bahwa untuk mengisi kekosongan gembala jemaat lokal pada Gereja Bethel Indonesia _____________ (7), telah dilakukan pencarian gembala pengganti yang dilakukan antara pengurus jemaat lokal GBI _______(8) bersama dengan BPD GBI ___________ (9)
d. bahwa penetapan gembala pengganti pada Gereja Bethel Indonesia _________ (10), perlu dituangkan dalam keputusan.

Memperhatikan : Hasil pertemuan antara Pengurus Jemaat Gereja Bethel Indonesia _____________ (11) dengan BPD GBI ______ (12) tanggal _______ (13), yang telah dituangkan dalam Berita Acara Pertemuan tanggal _____ (14).

Mengingat : 1. Pasal 8 dan pasal 9 ayat 7 Tata Dasar Gereja Bethel Indonesia.
2. Pasal 2, pasal 3, pasal 6 ayat 1 dan pasal 77 ayat 6 Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.



M E M U T U S K A N


Menetapkan :
PERTAMA : Masalah yang terjadi pada jemaat lokal Gereja Bethel Indonesia __________ (15) dinyatakan telah selesai.

KEDUA : Menetapkan Pdt/Pdm/Pdp ___________ (16) sebagai gembala jemaat pengganti pada Gereja Bethel Indonesia __________ (17)

KETIGA : Memerintahkan Pdm/Pdp _______ (18) untuk setelah diterimanya keputusan ini, segera berkonsultasi dengan Pendeta Pembina yaitu Pdt.____________ (19), gembala jemaat Gereja Bethel Indonesia __________ (20).

KEEMPAT : Apabila terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam keputusan ini, akan diperbaiki atau sebagaimana mestinya.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : __________ (21)
Tanggal : __________ (22)
=========================


Badan Pekerja Daerah
Gereja Bethel Indonesia _______ (23)

Ketua : Sekretaris :




( ________________ ) (24) ( __________________ ) (25)




Tembusan Yth:
1. Penasehat GBI BPD ________ (26) di __________ (27)
3. Pdt. ___________ (28) di ___________ (29)
3. Pdt/Pdm/Pdp ___________ (30) di ________________ (31)
4. Pengurus Jemaat Lokal GBI di ________ (32)
5. Arsip.



Dept.HO/309

KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR III
FORMAT KEPUTUSAN BPD TENTANG PENETAPAN GEMBALA PENGGANTI PADA JEMAAT LOKAL


Nomor 1 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
2 : Diisi nomor urut surat keputusan yang akan dikeluarkan.
3 : Diisi nama pejabat GBI sesuai dengan jenjang kepejabatannya.
4 : Diisi nama kota tempat jemaat lokal yang akan disahkan.
5 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
6 : Diisi alamat jemaat lokal.
7 : Diisi alamat jemaat lokal (pengisian kekosongan gembala jemaat bisa oleh karena beberapa masalah, misalnya karena gembala jemaat yang sebelumnya meninggal dunia dll).
8 : Diisi alamat jemaat lokal
9 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
10 : Diisi alamat jemaat lokal.
11 : Diisi alamat jemaat lokal.
12 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
13. : Diisi tanggal pertemuan yang telah dilakukan.
14 : Diisi tanggal pembuatan Berita Acara Pertemuan.
15 : Diisi alamat jemaat lokal.
16 : Diisi nama pejabat GBI yang ditetapkan sebagai gembala jemaat.
17 : Diisi alamat dari jemaat lokal.
18 : Diisi nama pejabat GBI yang ditetapkan sebagai gembala jemaat.
19 : Diisi nama Pendeta Pembina yang ditetapkan oleh BPD GBI.
20 : Diisi alam jemaat lokal dari Pendeta Pembina.
21 : Diisi nama kota tempat pengeluaran surat.
22 : Diisi tanggal pengeluaran surat.
23 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
24 : Diisi nama dan tanda tangan dari Ketua BPD GBI.
25 : Diisi nama dan tanda tangan dari Sekretaris BPD GBI.
26 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat.
27 : Diisi alamat penasehat BPD GBI.
28 : Diisi nama Pendeta Pembina.
29 : Diisi alamat dari Pendeta Pembina.
30 : Diisi nama gembala jemaat lokal yang ditetapkan.
31 : Diisi alamat dari gembala jemaat lokal yang ditetapkan.
32 : Diisi alamat jemaat lokal.

Perhatian : Amar/isi keputusan KETIGA dan KEEMPAT hanya dibuat, apabila gembala pengganti yang ditetapkan adalah pendeta muda atau pendeta pembantu. Jadi nanti amar/isi keputusan hanya ada 3 (tiga).


Dept.HO/309
FORMULIR IV

SURAT KEPUTUSAN
BADAN PEKERJA DAERAH ________ (1)
GEREJA BETHEL INDONESIA
NO _________________ (2)
TENTANG
PENGANGKATAN PENDETA PEMBANTU
GEREJA BETHEL INDONESIA




BADAN PEKERJA DAERAH ________ (3) GEREJA BETHEL INDONESIA

Menimbang : a. bahwa akhir-akhir ini pekerjaan Tuhan di daerah _____ (4) telah berkembang dengan pesat yang berimbas pula pada bertambahnya volume tugas pelayanan dalam jemaat-jemaat lokal yang ada.
b. bahwa dalam mengikuti dengan cermat perkembangan yang telah terjadi maka agar jemaat lokal dalam organisasi Gereja Bethel akan dapat berhasil dengan lebih baik lagi dari pada sebelumnya, kadangkala diperlukan adanya penambahan pejabat GBI dalam jemaat lokal.
c. bahwa penambahan pejabat GBI dalam suatu jemaat lokal perlu dilakukan melalui suatu proses pengangkatan yang sebelumnya telah disahkan dan diputuskan dalam Sidang Majelis Daerah.
d. bahwa sesuai dengan Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia, maka pengangkatan pejabat GBI dalam wilayah kerja Badan Pekerja Daerah ______ (5) perlu dituangkan dengan surat keputusan.

Memperhatikan : a. Hasil Keputusan Sidang Majelis Daerah _______ (6) Gereja Bethel Indonesia tanggal __________ (7) di ________ (8).
b. Hasil Pendidikan/Latihan dan Ujian Pejabat GBI yang dilakukan oleh Badan Pekerja Daerah _________ (9).

Mengingat : 1. Pasal 9 ayat 6 Tata Dasar Gereja Bethel Indonesia.
2. Pasal 72 ayat 2 dan pasal 74 ayat 6 Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.


M E M U T U S K A N

Menetapkan :
PERTAMA : Mengangkat nama-nama pejabat yang tercantum dalam lampiran keputusan ini sebagai Pendeta Pembantu Gereja Bethel Indonesia.
KEDUA : Melakukan tugas dan kewajiban sebagai Pendeta Pembantu Gereja Bethel Indonesia seperti yang diatur dalam Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia.

KETIGA : Melaporkan diri kepada Pendeta Pembina seperti yang ditetapkan dalam lampiran keputusan ini, dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya keputusan ini, untuk segera masuk dalam proses pembinaan.
.
KEEMPAT : Apabila dalam keputusan ini terdapat kekeliruan atau kekurangan, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : _________ (10)
Pada tanggal : ___________(11)


BADAN PEKERJA DAERAH _________ (12)
GEREJA BETHEL INDONESIA

Ketua: Sekretaris:



( _______________ ) (13) ( __________________ ) (14)








Tembusan :
1. Yth. Ketua Umum Badan Pekerja Harian GBI di Jakarta.
2. Arsip.





Dept.HO/09
Lampiran Surat Keputusan BPD Banten
Nomor : ___________________ (15)
Tanggal : _____________ (16)




NAMA-NAMA PENDETA PEMBANTU GEREJA BETHEL INDONESIA
YANG DIANGKAT DALAM WILAYAH KERJA
BADAN PEKERJA DAERAH ________________ (17)
PADA TANGGAL __________________ (18)



No. Nama Pejabat NIP Nama Pendeta Pembina Alamat Jemaat Lokal Tanggal Ujian Keterangan
1.

2.

Dst.



BADAN PEKERJA DAERAH __________ (19)
GEREJA BETHEL INDONESIA

Ketua: Sekretaris:


( ________________________ ) (20) ( _____________________ ) (21)


Catatan:
1. Penulisan nama pejabat dan nama pendeta pembina, supaya ditulis dengan lengkap dan benar (tidak boleh disingkat), apabila pejabat tersebut mempunyai gelar maka gelarnya perlu dicantumkan.
2. Dalam kolom alamat jemaat lokal, cukup ditulis seperti yang diatur dalam Tata Tertib GBI pasal 10, tidak perlu ditulis nama khusus jemaat tersebut. Contoh: GBI, Petamburan Jakarta.
3. Kolom keterangan hanya diisi apabila ada hal-hal khusus yang perlu dicantumkan tentang pejabat yang bersangkutan. Contoh: apabila pejabat tersebut adalah gembala maka dalam kolom keterangan ditulis “gembala jemaat.”

Dept.HO/309
KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR IV
FORMAT KEPUTUSAN BPD TENTANG PENGANGKATAN
PENDETA PEMBANTU

Nomor 1 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

2 : Diisi nomor urut surat keputusan yang akan dikeluarkan.

3 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

4 : Diisi nama daerah/wilayah kerja BPD GBI.

5 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

6 : Diisi nama BPD GBI yang menyelenggarakan Sidang MD.

7 : Diisi tanggal pelaksanaan Sidang MD.

8 : Diisi nama kota tempat dilaksanakannya Sidang MD.

9 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

10 : Diisi nama kota tempat BPD GBI berada.

11 : Diisi tanggal pengeluaran surat oleh BPD GBI.

12 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

13. : Diisi nama Ketua BPD GBI.

14 : Diisi nama Sekretaris BPD GBI.

15 : Diisi nomor surat seperti yang ditulis pada anggka 2 di atas.

16 : Diisi tanggal surat seperti yang ditulis pada angka 11 di atas.

17 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

18 : Diisi tanggal pelantikan yang dilakukan dalam Sidang MD.

19 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

20 : Diisi nama Ketua BPD GBI.

21 : Diisi nama Sekretaris BPD GBI.
Dept.HO/309
FORMULIR V

SURAT KEPUTUSAN
BADAN PEKERJA DAERAH ________ (1)
GEREJA BETHEL INDONESIA
NO _________________ (2)
TENTANG
PENGANGKATAN PENDETA MUDA
GEREJA BETHEL INDONESIA




BADAN PEKERJA DAERAH ________ (3) GEREJA BETHEL INDONESIA

Menimbang : a. bahwa akhir-akhir ini pekerjaan Tuhan di daerah _____ (4) telah berkembang dengan pesat yang berimbas pula pada bertambahnya volume tugas pelayanan dalam jemaat-jemaat lokal yang ada.
b. bahwa dalam mengikuti dengan cermat perkembangan yang telah terjadi maka agar jemaat lokal dalam organisasi Gereja Bethel akan dapat berhasil dengan lebih baik lagi dari pada sebelumnya, kadangkala diperlukan adanya penambahan pejabat GBI dalam jemaat lokal.
c. bahwa penambahan pejabat GBI dalam suatu jemaat lokal perlu dilakukan melalui suatu proses pengangkatan yang sebelumnya telah disahkan dan diputuskan dalam Sidang Majelis Daerah.
d. bahwa sesuai dengan Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia, maka pengangkatan pejabat GBI dalam wilayah kerja Badan Pekerja Daerah ______ (5) perlu dituangkan dengan surat keputusan.

Memperhatikan : a. Hasil Keputusan Sidang Majelis Daerah _______ (6) Gereja Bethel Indonesia tanggal __________ (7) di ________ (8).
b. Hasil Pendidikan/Latihan dan Ujian Pejabat GBI yang dilakukan oleh Badan Pekerja Daerah _________ (9).

Mengingat : 1. Pasal 9 ayat 6 Tata Dasar Gereja Bethel Indonesia.
2. Pasal 72 ayat 2 dan pasal 74 ayat 6 Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.


M E M U T U S K A N

Menetapkan :
PERTAMA : Mengangkat nama-nama pejabat yang tercantum dalam lampiran keputusan ini sebagai Pendeta Muda Gereja Bethel Indonesia.

KEDUA : Melakukan tugas dan kewajiban sebagai Pendeta Muda Gereja Bethel Indonesia seperti yang diatur dalam Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia.

KETIGA : Melaporkan diri kepada Pendeta Pembina seperti yang ditetapkan dalam lampiran keputusan ini, dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya keputusan ini, untuk segera masuk dalam proses pembinaan.
.
KEEMPAT : Apabila dalam keputusan ini terdapat kekeliruan atau kekurangan, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : _________ (10)
Pada tanggal : ___________(11)


BADAN PEKERJA DAERAH _________ (12)
GEREJA BETHEL INDONESIA

Ketua: Sekretaris:



( _______________ ) (13) ( __________________ ) (14)








Tembusan :
1. Yth. Ketua Umum Badan Pekerja Harian GBI di Jakarta.
2. Arsip.




Dept.HO/309
Lampiran Surat Keputusan BPD Banten
Nomor : ___________________ (15)
Tanggal : _____________ (16)




NAMA-NAMA PENDETA MUDA GEREJA BETHEL INDONESIA
YANG DIANGKAT DALAM WILAYAH KERJA
BADAN PEKERJA DAERAH ________________ (17)
PADA TANGGAL __________________ (18)



No. Nama Pejabat NIP Nama Pendeta Pembina Alamat Jemaat Lokal Tanggal Ujian Keterangan
1.

2.

Dst.



BADAN PEKERJA DAERAH __________ (19)
GEREJA BETHEL INDONESIA

Ketua: Sekretaris:


( ________________________ ) (20) ( _____________________ ) (21)


Catatan:
1. Penulisan nama pejabat dan nama pendeta pembina, supaya ditulis dengan lengkap dan benar (tidak boleh disingkat), apabila pejabat tersebut mempunyai gelar maka gelarnya perlu dicantumkan.
2. Dalam kolom alamat jemaat lokal, cukup ditulis seperti yang diatur dalam Tata Tertib GBI pasal 10, tidak perlu ditulis nama khusus jemaat tersebut. Contoh: GBI, Petamburan Jakarta.
3. Kolom keterangan hanya diisi apabila ada hal-hal khusus yang perlu dicantumkan tentang pejabat yang bersangkutan. Contoh: apabila pejabat tersebut adalah gembala maka dalam kolom keterangan ditulis “gembala jemaat.”

Dept.HO/309
KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR V
FORMAT KEPUTUSAN BPD TENTANG PENGANGKATAN
PENDETA MUDA

Nomor 1 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

2 : Diisi nomor urut surat keputusan yang akan dikeluarkan.

3 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

4 : Diisi nama daerah/wilayah kerja BPD GBI.

5 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

6 : Diisi nama BPD GBI yang menyelenggarakan Sidang MD.

7 : Diisi tanggal pelaksanaan Sidang MD.

8 : Diisi nama kota tempat dilaksanakannya Sidang MD.

9 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

10 : Diisi nama kota tempat BPD GBI berada.

11 : Diisi tanggal pengeluaran surat oleh BPD GBI.

12 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

13. : Diisi nama Ketua BPD GBI.

14 : Diisi nama Sekretaris BPD GBI.

15 : Diisi nomor surat seperti yang ditulis pada anggka 2 di atas.

16 : Diisi tanggal surat seperti yang ditulis pada angka 11 di atas.

17 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

18 : Diisi tanggal pelantikan yang dilakukan dalam Sidang MD.

19 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.

20 : Diisi nama Ketua BPD GBI.

21 : Diisi nama Sekretaris BPD GBI.
Dept.HO/309
FORMULIR VI
SURAT MUTASI UNTUK PENDETA
(Pasal 23 ayat 2)

No. : ___________________ (1)
Perihal : Mutasi Pejabat GBI
Lampiran : _______________ (2)


Kepada Yth:
Ketua BPD ___________ (3)
______________ (4)
Di
_________________ (5)


Salam dalam kasih Kristus.

Sehubungan dengan adanya surat permohonan dari pejabat GBI:
Nama : _______________ (6)
Tempat/Tgl. Lahir : ___________________ (7)
Alamat jemaat lokal : ________________________ (8)
NIP : ___________________ (10)
(Photo copy surat permohonan terlampir)

Dengan ini diberitahukan bahwa pejabat GBI tersebut di atas telah mutasi dari BPD _______ (11) kepada BPD ____________ (12), terhitung sejak tanggal ________ (13); maka dengan demikian berarti bahwa nama pejabat GBI tersebut telah kami hapus dari data kepejabatan yang ada di BPD ____________ (14).

Demikianlah atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih dan Tuhan Yesus Kristus kiranya memberkati kita sekalian.



______________ (15), ______________ (16)

Badan Pekerja Daerah ____________ (17)
Gereja Bethel Indonesia

Ketua: Sekretaris:



( _________________ ) (18) ( ________________ ) (19)
Tembusan Yth:
1. Ketua Umum BPH GBI di Jakarta.
3. Gembala Jemaat Lokal GBI _________ (20) di _______(21)
4. Pdt. ________ (22) di _______ (23).
5. Arsip.






KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR VI
SURAT MUTASI PENDETA DARI BPD ASAL KEPADA BPD TUJUAN


Nomor 1 : Diisi nomor urut surat yang dikeluarkan oleh BPD GBI.
2 : Diisi sesuai dengan jumlah lembar surat yang dilampirkan.
3 : Diisi nama BPD GBI tujuan surat.
4 : Diisi nama jalan/alamat tujuan surat.
5 : Disi nama kota tujuan surat
6 : Diisi nama pejabat pemohon mutasi.
7 : Diisi sesuai dengan tempat dan tgl lahir pejabat pemohon mutasi.
8 : Diisi alamat jemaat lokal dimana pejabat pemohon mutasi terhisab atau menjadi pelayan Tuhan.
9 : Diisi jenjang kepedetaan pemohon mutasi Pdt atau Pdm atau Pdp.
10 : Diisi nomor induk pejabat pemohon mutasi.
11 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
12 : Diisi nama BPD GBI yang menjadi tempat tujuan mutasi pejabat pemohon mutasi.
13 : Diisi tanggal sejak pejabat pemohon dimutasi dari BPD GBI asal.
14 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
15 : Diisi nama kota tempat pengeluaran surat.
16 : Diisi hari, tanggal dan tahun pengeluaran surat.
17 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
18 : Diisi nama dan tanda tangan Ketua BPD GBI pengirim surat.
19 : Diisi nama dan tanda tangan Sekretaris BPD GBI pengirim surat.
20 : Diisi nama pendeta jemaat lokal, tempat pemohon mutasi berjemaat.
21 : Diisi nama kota tempat pendeta jemaat lokal berada.
22 : Diisi nama pejabat pemohon mutasi.
23 : Diisi nama kota, tempat pemohon mutasi berada.





Dept.HO/309
FORMULIR VII
SURAT MUTASI UNTUK PENDETA MUDA/PENDETA PEMBANTU
(Pasal 23 ayat 3)

No. : ___________________ (1)
Perihal : Mutasi Pejabat GBI
Lampiran : _______________ (2)


Kepada Yth:
Ketua BPD ___________ (3)
______________ (4)
Di
_________________ (5)


Salam dalam kasih Kristus.

Sehubungan dengan adanya surat permohonan dari pejabat GBI:
Nama : _______________ (6)
Tempat/Tgl. Lahir : ___________________ (7)
Alamat jemaat lokal : ________________________ (8)
Jenjang kependetaan : ___________ (9)
NIP : ___________________ (10)
Surat rekomendasi : Pdt. _______ (11), tanggal ___ (12), No ____ (13)
(Photo copy surat permohonan dan surat rekomendasi terlampir)

Dengan ini diberitahukan bahwa pejabat GBI tersebut di atas telah mutasi dari BPD _______ (14) kepada BPD ____________ (15), terhitung sejak tanggal ________ (16); maka dengan demikian berarti bahwa nama pejabat GBI tersebut telah kami hapus dari data kepejabatan yang ada di BPD ____________ (17).

Demikianlah atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih dan Tuhan Yesus Kristus kiranya memberkati kita sekalian.


______________ (18), ______________ (19)

Badan Pekerja Daerah ____________ (20)
Gereja Bethel Indonesia

Ketua: Sekretaris:


( _________________ ) (21) ( ________________ ) (22)
Tembusan Yth:
1. Ketua Umum BPH GBI di Jakarta.
2. Pendeta Pembina, Pdt.____________ (23) di _______ (24)
3. Gembala Jemaat Lokal GBI _________ (25) di _______(26)
4. Pdm/Pdp ________ (27) di _______ (28).
5. Arsip.


KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR VII
SURAT MUTASI PENDETA MUDA/PENDETA PEMBANTU
DARI BPD ASAL KEPADA BPD TUJUAN


Nomor 1 : Diisi nomor urut surat yang dikeluarkan oleh BPD GBI.
2 : Diisi sesuai dengan jumlah lembar surat yang dilampirkan.
3 : Diisi nama BPD GBI tujuan surat.
4 : Diisi nama jalan/alamat tujuan surat.
5 : Disi nama kota tujuan surat
6 : Diisi nama pejabat pemohon mutasi.
7 : Diisi sesuai dengan tempat dan tgl lahir pejabat pemohon mutasi.
8 : Diisi alamat jemaat lokal dimana pejabat pemohon mutasi terhisab atau menjadi pelayan Tuhan.
9 : Diisi jenjang kepedetaan pemohon mutasi Pdm atau Pdp.
10 : Diisi nomor induk pejabat pemohon mutasi.
11 : Diisi nama pendeta pembina pemberi surat rekomendasi.
12 : Diisi tanggal surat rekomendasi pendeta pembina.
13 : Diisi nomor surat rekomendasi pendeta pembina.
14 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
15 : Diisi nama BPD GBI yang menjadi tempat tujuan mutasi pejabat pemohon mutasi.
16 : Diisi tanggal sejak pejabat pemohon dimutasi dari BPD GBI asal.
17 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
18 : Diisi nama kota tempat pengeluaran surat.
19 : Diisi hari, tanggal dan tahun pengeluaran surat.
20 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
21 : Diisi nama dan tanda tangan Ketua BPD GBI pengirim surat.
22 : Diisi nama dan tanda tangan Sekretaris BPD GBI pengirim surat.
23 : Diisi nama pejabat GBI yang ditetapkan sebagai pendeta pembina.
24 : Diisi nama kota tempat pendeta pembina berada.
25 : Diisi nama pendeta jemaat lokal, tempat pemohon mutasi berjemaat.
26 : Diisi nama kota tempat pendeta jemaat lokal berada.
27 : Diisi nama pejabat pemohon mutasi.
28 : Diisi nama kota, tempat pemohon mutasi berada.


Dept.HO/309
FORMULIR VIII

SURAT KEPUTUSAN
BADAN PEKERJA DAERAH __________ (1)
GEREJA BETHEL INDONESIA
NO :
TENTANG
PEMBENTUKAN PERWAKILAN WILAYAH ______ (2)
BADAN PEKERJA DAERAH ____________ (3)
GEREJA BETHEL INDONESIA
MASA TUGAS TAHUN ______________ (4)



BADAN PEKERJA DAERAH __________ (5) GEREJA BETHEL INDONESIA


Menimbang : a. bahwa wilayah kerja Badan Pekerja Darah ________(6) dalam mengikuti luas wilayah pemerintahan daerah ________ (7) merupakan wilayah yang luas untuk dilayani.
b. bahwa jemaat lokal dari organisasi Gereja Bethel Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup mengesankan dalam wilayah ___________ (8)
c. bahwa untuk lebih mengefektifkan pembinaan jemaat-jemaat lokal dalam lingkungan organisasi Gereja Bethel Indonesia dan para pejabatnya, perlu dibentuk perwakilan wilayah yang akan membantu Badan Pekerja Daerah _________ (9).
d. Bahwa untuk maksud tersebut pada butir c di atas, perlu dibuat dalam keputusan.

Memperhatikan : Hasil Keputusan Rapat Pengurus Lengkap Badan Pekerja Daerah _____ (10) pada tanggal ____________ (11) di _________ (12)

Mengingat : 1. Pasal 9 butir 6, Tata Dasar Gereja Bethel Indonesia
2. Pasal 73 ayat 2e jo Pasal 76,Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.



M E M U T U S K A N

Menetapkan :

PERTAMA : Membentuk Perwakilan Wilayah ____________ (13) yang disingkat dengan isitilah PERWIL _______ (14) dengan wilayah kerja meliputi _______________ (16), __________ (17), dan _____________ (16).

KEDUA : Mengangkat nama-nama yang tercantum dalam lampiran surat keputusan ini sebagai pengurus Perwakilan Wilayah______ (17) , dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian ada anggota pengurus Perwakilan Wilayah yang tidak aktif, akan diganti dengan pengurus yang lain.

KETIGA : Tugas dari Perwakilan Wilayah adalah :
a. Membantu BPD dalam mendata jemaat lokal yang berada di wilayahnya.
b. Membantu BPD dalam membina persekutuan antar jemaat lokal dan antar pejabat GBI yang berada di wilayahnya.
c. Membantu BPD dalam mendapatkan informasi tentang rencana penggabungan dari organisasi gereja lain.
d. Membantu BPD dalam menyelesaikan masalah yang terjadi diantara jemaat lokal atau pejabat GBI yang berada di wilyahnya.
e. Melaporkan setiap permasalahan yang terjadi kepada Ketua BPD, paling lambat 2 (dua) hari setelah permasalahan timbul.
f. Memberitahukan kepada Ketua BPD, setiap kali akan mengadakan rapat atau kegiatan-kegiatan lainnya.
g. Membuat laporan bulanan yang ditujukan kepada Ketua BPD, sesuai dengan formulir laporan yang ditetapkan oleh BPD.

KEEMPAT : Masa tugas dari Badan Perwakilan Wilayah _______ (18), berlangsung selama _______ (19) tahun yaitu sejak ______ (20) sampai dengan ____________ (21)

KELIMA : Apabila terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam keputusan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : _______ (22)
Tanggal : _______ (23)


BADAN PEKERJA DAERAH _____ (24)
GEREJA BETHEL INDONESIA

Ketua: Sekretaris:



( _________________) (25) ( ___________________ ) (26)
Tembusan Yth:
1. Ketua Umum BPH GBI di Jakarta.
2. Penasehat BPD GBI _________ (27) di ________ (28)
3. Arsip.



Lampiran Keputusan Badan Pengurus Daerah _______ (28)
Nomor : ____________ (29)
Tanggal : ________ (30)


SUSUNAN PENGURUS PERWAKILAN WILAYAH _________ (31)
BADAN PENGURUS DAERAH _____________ (32)
GEREJA BETHEL INDONESIA
MASA TUGAS ____________ (33)




Ketua : __________________ (34)

Sekretaris : __________________________ (35)

Dst.




KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR VIII
SURAT KEPUTUSAN BPD GBI TENTANG PEMBENTUKAN PERWIL


Nomor 1 : Diisi nomor urut surat yang dikeluarkan oleh BPD GBI.
2 : Diisi sesuai dengan nama perwakilan wilayah yang dibentuk
3 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
4 : Diisi dengan tahun masa tugas, misalnya 2009 – 2012.
5 : Disi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
6 : Diisi sama dengan no. 5.
7 : Diisi nama daerah pemerintahan dimana BPD GBI berada, misalahnya DKI Jakarta atau Banten.
8 : Diisi sama dengan no. 7.
9 : Diisi sama dengan no. 5.
10 : Diisi sama dengan no. 5.
11 : Diisi tanggal dilakukannya rapat pengurus.
12 : Diisi nama kota dilakukannya rapat pengurus.
12 : Diisi tanggal surat rekomendasi pendeta pembina.
13 : Diisi nomor surat rekomendasi pendeta pembina.
14 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
15 : Diisi nama BPD GBI yang menjadi tempat tujuan mutasi pejabat pemohon mutasi.
16 : Diisi tanggal sejak pejabat pemohon dimutasi dari BPD GBI asal.
17 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
18 : Diisi nama kota tempat pengeluaran surat.
19 : Diisi hari, tanggal dan tahun pengeluaran surat.
20 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
21 : Diisi nama dan tanda tangan Ketua BPD GBI pengirim surat.
22 : Diisi nama dan tanda tangan Sekretaris BPD GBI pengirim surat.
23 : Diisi nama pejabat GBI yang ditetapkan sebagai pendeta pembina.
24 : Diisi nama kota tempat pendeta pembina berada.
25 : Diisi nama pendeta jemaat lokal, tempat pemohon mutasi berjemaat.
26 : Diisi nama kota tempat pendeta jemaat lokal berada.
27 : Diisi nama pejabat pemohon mutasi.
28 : Diisi nama kota, tempat pemohon mutasi berada.




























FORMULIR I

SURAT KEPUTUSAN
BADAN PEKERJA DAERAH __________ (1)
GEREJA BETHEL INDONESIA
NO : ______________ (2)
TENTANG
PENETAPAN PDT ______ _____(3)
SEBAGAI PENDETA PEMBINA


BADAN PEKERJA DAERAH __________ (4) GEREJA BETHEL INDONESIA


Menimbang : a. bahwa kepemimpinan seorang pemimpin dalam suatu organisasi, dapat dibentuk melalui proses pendidikan dan pelatihan.
b. bahwa proses pendidikan dan pelatihan yang dimaksud dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan salah satu diantaranya adalah dengan cara magang.
c. bahwa adanya jenjang kependetaan dalam Gereja Bethel Indonesia menunjukkan bahwa seorang pejabat dalam Gereja Bethel Indonesia sebelum mencapai jenjang pendeta, harus menempuh jenjang pendeta pembantu atau jenjang pendeta muda terlebih dahulu.
d. bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendeta pembantu atau pendeta muda, dirinya perlu dibimbing atau didampingi oleh seorang Pendeta Pembina yang dikukuhkan dengan surat keputusan.

Memperhatikan : Hasil Keputusan Rapat Pengurus Lengkap Badan Pekerja Daerah _____ (5) pada tanggal ____________ (6) di _________ (7)

Mengingat : 1. Pasal 8 dan pasal 9 butir 7, Tata Dasar Gereja Bethel Indonesia
2. Pasal 28 ,Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.
3. Penjelasan pasal 28, Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.



M E M U T U S K A N

Menetapkan :

PERTAMA : Pdt ____________ (8) sebagai Pendeta Pembina dari pejabat Gereja Bethel Indonesia yang namanya tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.
KEDUA : Tugas sebagai Pendeta Pembina adalah:
a. Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan dari pejabat GBI yang dibina.
b. Menilai secara obyektif kemajuan atau perkembangan pelayanan dari pejabat GBI yang dibina, untuk kepentingan kenaikan jenjang kependetaan.
c. Mengusulkan kepada BPD GBI _________ (9) pejabat GBI yang dibina untuk naik jenjang kependetaan berikutnya, setelah semua persyaratan dipenuhi.

KETIGA : Tugas seorang Pendeta Pembina berakhir dengan berhasilnya pejabat yang dibina mencapai jenjang pendeta (Pdt).

KEEMPAT : Sebagai seorang pendeta Pembina, tidak dibenarkan untuk meminta kompensasi atas jasa-jasa pembinaan yang telah dilakukan, selama dan sesudah masa pembinaan berlangsung.

KELIMA : Melaporkan hasil pembinaan pejabat GBI yang dibina, 1 (satu) tahun 1 (satu) kali yaitu pada setiap akhir bulan Desember kepada Ketua BPD GBI ___________ (10), dengan menggunakan formulir yang ditetapkan oleh BPD GBI _________ (11).

KEENAM : Apabila terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam keputusan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : _______ (12)
Tanggal : _______ (13)


BADAN PEKERJA DAERAH _____ (14)
GEREJA BETHEL INDONESIA

Ketua: Sekretaris:



( _________________) (15) ( ___________________ ) (16)

Tembusan Yth:
1. Ketua Umum BPH GBI di Jakarta (sebagai laporan).
2. Penasehat BPD GBI _________ (17) di ________ (18).
3. Pdm/Pdp ________ (19) di __________ (20).
4. Arsip.
Dept.HO/309
Lampiran Surat Keputusan BPD GBI _____________ (21)
No. : __________ (22)
Tanggal : __________________ (23)


NAMA-NAMA PEJABAT YANG DIBINA
OLEH PDT. ______________________________________ (24)


No Nama Pejabat NIP Alamat Jemaat Lokal

1.


Dst.


KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR IX
SURAT KEPUTUSAN BPD GBI TENTANG PENETAPAN PENDETA PEMBINA

Nomor 1 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
2 : Diisi nomor urut surat yang dikeluarkan oleh BPD GBI.
3 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
4 : Diisi nama pendeta yang ditunjuk sebagai Pendeta Pembina.
5 : Disi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
6 : Diisi tanggal dilaksanakan rapat pengurus.
7 : Diisi nama kota tempat dilaksanakannya rapat pengurus.
8 : Diisi sama dengan no. 4.
9 : Diisi sama dengan no. 1.
10 : Diisi sama dengan no. 1..
11 : Diisi sama dengan no. 1.
12 : Diisi nama kota tempat pengeluaran surat.
13 : Diisi tanggal pengeluaran surat keputusan.
14 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
15 : Diisi nama dan tanda tangan Ketua BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
16 : Diisi nama dan tanda tangan Sekretaris BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
17 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
18 : Diisi nama kota tempat penasehat BPD GBI berada.
19 : Diisi nama Pdm atau Pdp yang dibina.
20 : Diisi nama kota tempat Pdm atau Pdp berada.
21 : Diisi sama dengan No. 1.
22 : Diisi sama dengan No. 2.
23 : Diisi sama dengan No. 13.
Dept.HO/309.
FORMULIR X

SURAT KEPUTUSAN
BADAN PEKERJA DAERAH _________ (1)
GEREJA BETHEL INDONESIA
NO : ________________ (2)
TENTANG
PENGENAAN SANKSI __________ (3)
KEPADA SDR. PDT/PDM/PPDP ______________(4)



BADAN PEKERJA DAERAH _______ (5) GEREJA BETHEL INDONESIA



Menimbang : a. bahwa salah satu syarat yang harus dipenuhi agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik adalah adanya ketertiban dan keteraturan yang terjelma dalam organisasi tersebut.
b. bahwa untuk mencapai ketertiban dan keteraturan dalam organisasi Gereja Bethel Indonesia, telah ditetapkan suatu peraturan yang harus ditaati oleh setiap pejabat dan anggota Gereja Bethel Indonesia yaitu sebagaimana yang dimuat dalam Tata Dasar dan Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia, yang dikenal sebagai Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia.
c. bahwa untuk menegakkan peraturan yang telah diatur dalam Tata Dasar dan Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia, serta untuk menjaga tetap tegaknya wibawa organisasi, maka setiap pelanggaran yang terjadi terhadapnya akan dikenakan sanksi yang disebut disiplin gereja.
d. bahwa pelanggaran terhadap Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia yang telah dilakukan oleh Pdt/Pdm/Pdp ___________ (6), perlu diambil tindakan disiplin gereja yang ditetapkan dalam suatu keputusan.

Membaca : Laporan Hasil Pemeriksaan Tim Penyelesaian Masalah BPD GBI _______(7) tanggal ________________ (8)

Mengingat : 1. Pasal 8 dan pasal 11 Tata Dasar Gereja Bethel Indonesia.
2. Pasal 84, pasal 85 dan pasal 86, Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.
3. Penjelasan Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia pasal 85
4. Etika Kependetaan Gereja Bethel Indonesia.



M E M U T U S K A N

Menetapkan
PERTAMA : Pdt/Pdm/Pdp ___________________ (9) terbukti bersalah melakukan perbuatan yaitu ________________________ (10).

KEDUA : Perbuatan yang dilakukan oleh Pdt/Pdm/Pdp _____________ (11) adalah suatu tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pejabat Gereja Bethel Indonesia, karena bertentangan dengan pasal 86 Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.

KETIGA : Mengenakan disiplin gereja kepada Pdt/Pdm/Pdp ____________ (12), dalam bentuk Pemberian Surat Peringatan.

KELIMA : Apabila dalam keputusan ini terdapat kekeliruan, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.



Ditetapkan di : ________ (13)
Pada tanggal : ________ (14)


BADAN PEKERJA DAERAH ______ (15)
GEREJA BETHEL INDONESIA

Ketua Sekretaris




( _____________________ ) (16) ( _________________ ) (17)



Tembusan Yth:
1. Ketua Umum BPH GBI di Jakarta (sebagai laporan).
2. Penasehat BPD GBI _______ (18) di _________ (19)
3. Arsip.




Dept.HO/309
KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR X
SURAT KEPUTUSAN BPD GBI TENTANG PENGENAAN SANKSI


Nomor 1 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
2 : Diisi nomor urut surat yang dikeluarkan oleh BPD GBI.
3 : Diisi dengan jenis sanksi yang diberikan oleh BPD GBI (Peringatan Tertulis atau Pemutusan Persekutuan Sementara, lihat pasal 86 ayat 1 atau ayat 2 Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia).
4 : Diisi nama pejabat GBI yang terkena sanksi.
5 : Disi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
6 : Diisi sama dengan No. 4.
7 : Diisi sama dengan No. 1.
8 : Diisi tanggal pembuatan laporan tim.
9 : Diisi sama dengan No. 4.
10 : Diisi jenis pelanggaran yang dilakukan.
11 : Diisi sama dengan No. 4.
12 : Diisi sama dengan No. 4.
13 : Diisi nama kota tempat pengeluaran surat keputusan.
14 : Diisi tanggal pengeluaran surat keputusan.
15 : Diisi nama BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
16 : Diisi nama dan tanda tangan Ketua BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
17 : Diisi nama dan tanda tangan Sekretaris BPD GBI yang mengeluarkan surat keputusan.
18 : Diisi sama dengan No. 1.
19 : Diisi nama kota tempat penasehat BPD GBI berada.


















Dept. HO/309
FORMULIR XI

SURAT KEPUTUSAN
GEMBALA JEMAAT LOKAL
GEREJA BETHEL INDONESIA
JL. ____________________________ (1)
NO : ________________ (2)
TENTANG
PENGANGKATAN PENGURUS JEMAAT LOKAL
GEREJA BETHEL INDONESIA
JL. ________________________________ (3)
MASA BAKTI _______________ (4)



GEMBALA JEMAAT LOKAL GEREJA BETHEL INDONESIA


Menimbang : a. bahwa keberadaan pemimpin dalam suatu organisasi yang terbentuk dalam suatu kepengurusan, adalah merupakan salah satu faktor yang cukup menentukan keberhasilan, dalam mencapai tujuan organisasi.
b. bahwa setiap urusan yang ada dalam jemaat lokal tidak dapat diselesaikan seorang diri oleh gembala jemaat lokal, sehingga perlu dibentuk suatu kepengurusan dalam jemaat lokal.
b. bahwa suatu kepengurusan dalam sebuah organisasi mempunyai batas waktu tertentu dan setelah itu harus dilakukan pemilihan pengurus kembali.
c. bahwa jemaat lokal Gereja Bethel Indonesia Jl. ____________ (5) merasa perlu untuk segera membentuk pengurus yang akan bertugas membantu gembala jemaat lokal.
d. bahwa pembentukan pengurus sebagaimana yang dimaksud dalam butir c di atas, perlu dikukuhkan melalui suatu surat keputusan.

Memperhatikan : Hasil pertemuan antara beberapa anggota jemaat lokal dengan gembala jemaat lokal, Gereja Bethel Indonesia Jl.___________ (6), pada tanggal _____________ (7)

Mengingat : 1. Pasal pasal 9 ayat 7 Tata Dasar Gereja Bethel Indonesia.
2. Pasal 2, pasal 3 dan pasal 4, Tata Tertib Gereja Bethel Indonesia.



M E M U T U S K A N

Menetapkan
PERTAMA : Mengangkat nama-nama yang tercantum dalam lampiran surat keputusan ini sebagai Pengurus Jemaat Lokal Gereja Bethel Indonesia Jl. ___________________ (8).

KEDUA : Menugaskan pengurus untuk melakukan tugas-tugas sesuai dengan uraian tugas yang diatur dalam pedoman tugas yang dibuat dan arahan dari Gembala Jemaat Lokal Gereja Bethel Indonesia Jl. __________ (9).

KETIGA : Pengurus yang tidak dapat aktif, akan diganti oleh Gembala Jemaat Lokal Gereja Bethel Jl. ________________ (10) dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada yang bersangkutan.

KETIGA : Masa berlaku keputusan ini adalah selama ________ (10) tahun yaitu sejak tanggal _________ (11) sampai dengan tanggal ______ (12).

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : _________ (13)
Pada tanggal : ________ (14)





GEMBALA JEMAAT LOKAL
GEREJA BETHEL INDONESIA
JL.____________________________________ (15)




Pdt/Pdm/Pdp ______________________ (16)



Tembusan disampaikan kepada:
1. Masing-masing pengurus yang bersangkutan, di __________ (17)
2. Arsip.

Keterangan : Surat Keputusan ini tidak perlu dicabut karena berakhir demi hukum


Dept.HO/309
Lampiran : Surat Keputusan Gembala Jemaat Lokal, Gereja Bethel Indonesia, Jl.____________ (18)
Nomor : __________________ (19)
Tanggal : ______________ (20)



SUSUNAN PENGURUS JEMAAT LOKAL
GEREJA BETHEL INDONESIA
JL. __________________________ (21)
GEREJA BETHEL INDONESIA JL.K.H. SOLEH ALI NO. 65
TANGERANG



K E T U A :

SEKRETARIS :

BENDAHARA :

DST.









_________ (22), _____________________ (23)
Gembala Jemaat Lokal
Gereja Bethel Indonesia Jl. _______________ (26)




(Pdt/Pdm/Pdp. ______________) (27)






Dept.HO/309
KETERANGAN CARA MENGISI FORMULIR XI
SURAT KEPUTUSAN GEMBALA JEMAAT LOKAL
TENTANG PEMBENTUKAN PENGURUS JEMAAT LOKAL

Nomor 1 : Diisi nama jalan jemaat lokal yang mengeluarkan surat keputusan.
2 : Diisi nomor urut surat yang dikeluarkan oleh jemaat lokal.
3 : Diisi sama dengan No. 1.
4 : Diisi masa bakti pengurus (misalnya 2009 – 2011).
5 : Diisi sama dengan No. 1.
6 : Diisi sama dengan No. 1.
7 : Diisi tanggal ketika pertemuan dilakukan.
8 : Diisi sama dengan No. 1.
9 : Diisi sama dengan No. 1.
10 : Diisi jumlah tahun yang ditentukan (dua tahun atau tiga tahun dst.)
11 : Diisi tanggal mulai berlakunya keputusan.
12 : Diisi tanggal berakhirnya keputusan.
13. : Diisi nama kota tempat dikeluarkannya keputusan.
14 : Diisi tanggal pengeluaran surat keputusan.
15 : Diisi sama dengan No. 1.
16 : Diisi nama dan tanda tangan Gembala Jemaat Lokal yang mengeluarkan surat keputusan.
17 : Diisi nama kota tempat pengurus jemaat lokal berada.
18 : Diisi sama dengan No. 1.
19 : Diisi sama dengan No. 2.
20 : Diisi sama dengan No. 14.
21 : Diisi sama dengan No. 1.
22 : Diisi sama dengan No. 13.
23 : Diisi sama dengan No. 14.
24 : Diisi sama dengan No. 1.
25 : Diisi sama dengan No. 16.















Dept.HO/309

Kamis, 08 April 2010

BADAN PEKERJA DAERAH GEREJA BETHEL INDONESIA

MALUKU UTARA


Materi Pengajaran Pembentukan Karakter Kepemimpinan Kristen


Pemimpin dengan hati drakula cuma hadir untuk menjajah orang lain, memanfaatkan sistem corrupt untuk kepentingannya sendiri dan tidak memiliki integritas untuk memperjuangkan kebenaran. Tipikal pemimpin model ini sekarang telah direpresentasikan dimana-mana, di lingkungan birokrat, politikus, pelayan masyarakat bahkan di dalam gereja. Mereka menganggap dirinya sebagai pemimpin. Padahal, mereka adalah hamba ambisi, hamba upahan dan hamba kekuasaan. Gereja dan kalangan pemerintahan khususnya, sudah mengalami krisis di dalam hal kepemimpinan yang melayani. Orang-orang itu tidak melayani karena mereka ‘harus’ melayani sebagai sebuah tanggung jawab. Mereka melayani karena beban pekerjaan, upah atau motivasi lainnya.

Pemimpin dengan hati Yesus tidak hadir dengan kekuasaan. Dia hadir dengan fungsi di dalam dirinya dan fungsi ini mengarah pada tindakan untuk menghormati, melayani dan membuat sesuatu terjadi di dalam diri orang lain. Tipikal pemimpin seperti inilah yang menjadi ideal kita bersama dan tentu saja harus kita perjuangkan. Sudah bukan zamannya lagi pemimpin menjadi bos bagi anak buahnya. Pemimpin yang punya hati sebagai hamba justru seorang pemimpin yang besar. Tangan Tuhan yang kuat akan mempromosikannya…

Pepatah Jerman:

· Apabila seseorang kehilangan hartanya, ia tidak kehilangan apa-apa dari hidupnya.

· Apabila seseorang kehilangan kesehatannya, ia kehilangan separuh dari hidupnya.

· Apabila seseorang kehilangan karakternya, ia kehilangan seluruh dari hidupnya.







Disusun oleh:

Pdt.Bripka Yusup Waatwahan

2010






Kepemimpinan Menurut Agenda Allah

Kedudukan sebagai pemimpin di sebuah organisasi Kristen belum tentu seseorang menjadi pemimpin rohani. Kepemimpinan rohani bukanlah sebuah pekerjaan, melainkan sebuah panggilan. Kepemimpinan rohani adalah menggerakkan orang-orang berdasarkan, kehendak dan rencana yang sesuai dengan agenda Allah. Berdasarkan hal ini, maka kepemimpinan rohani akan memperlengkapi mereka yang dipanggil untuk memimpin dengan sarana-sarana agar dapat mengerakkan umat Allah menurut agenda Allah.

Setiap organisasi Kristen punya potensi untuk bertumbuh dan berhasil, kuncinya adalah kepemimpinan Alkitabiah berdasarkan agenda Allah. Apabila seseorang memahami kepemimpinan dalam terang panggilan Allah pada kehidupannya, maka ia akan diperlengkapi untuk memimpin secara benar dan baik. Oleh karena setiap orang akan mengikuti pemimpin yang memahami agenda Allah dan yang tahu bagaimana menggerakkan orang banyak untuk mengikuti agenda tersebut.

Untuk memahami lebih jelas dan mendetail topik ini “Perspektif Kepemimpinan Menurut Agenda Allah” akan dipaparkan dua hal yakni: Pengertian kepemimpinan dan kepemimpinan menurut agenda Allah.

Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan secara filosofis dapat diartikan sebagai suatu proses terencana yang dinamis melalui suatu periode waktu dalam situasi yang di dalamnya pemimpin menggunakan: perilaku (pola/gaya) kepemimpinan yang khusus dan sarana serta prasarana kepemimpinan / sumber-sumber (untuk) memimpin (menggerakkan atau mempengaruhi) bawahan (pengikut-pengikut) guna melaksanakan tugas / pekerjaan (menyelesaikan tugas) ke arah (dalam upaya pencapaian) tujuan yang menguntungkan (membawa keuntungan timbal balik bagi pemimpin dan bawahan serta lingkungan sosial di mana mereka ada / hidup.

Sedangkan secara praksis kepemimpinan ialah seni mempengaruhi-menggerakkan orang untuk bekerja secara terkoordinasi dimana setiap orang tergerak mengerjakan pekerjaannya serta menyelesaikan tugasnya (proyek kerja) dengan baik dan benar berdasarkan program yang telah dicanangkan dalam kinerja keorganisasian secara menyeluruh.

Kepemimpinan Kristen

Dari perspektif kepemimpinan Kristen juga terdapat suatu proses terencana dan dinamis. Presuposisi (persangkaan) utama dalam kepemimpinan Kristen ialah “Allah yang berinisiatif dalam campur tangan-Nya” pada seluruh proses terencana yang dinamis ini. Batu uji terpenting bahwa Allah campur tangan ialah “ada kemungkinan bagi Dia.” Kepemimpinan Kristen juga memiliki “konteks pelayanan” sebagai faktor situasi yang berkaitan dengan unsur waktu, tempat, dan situasi khusus dalam konteks hidup yang berbeda, yang memberi kepadanya nilai lebih.

Kepemimpinan Kristen memiliki presuposisi yang berkenaan dengan anugerah khusus yang menekankan bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya memilih pemimpin Kristen bagi diri-Nya (faktor penentu) yakni pemimpin yang berkapasitas (memiliki karunia kepemimpinan, pengetahuan, keahlian serta karakter yang mapan) yang diterapkannya bagi tugas (bukan jabatan/posisi) pelayanan sebagai pemimpin.

Dalam kepemimpinan Kristen, umat Allah sebagai orang yang dipimpin (suatu kelompok atau suatu organisasi) memiliki tanggung jawab integral untuk secara bersama terlibat dalam pengerjaan pelayanan yang dipercayakan kepada setiap individu.

Dalam kepemimpinan Kristen, tujuan Allah adalah dasar utama (yang menjelaskan untuk apa gereja ada) yang dibangun dari atasnya tujuan umat Allah (sebagai suatu kelompok / gereja / institusi / organisasi) dibangun. Tujuan yang dicanangkan Allah ini ditujukannya untuk membawa kemuliaan bagi umat-Nya serta mendatangkan keuntungan bagi pemimpin, orang yang dipimpin, dan situasi / konteks dimana kepemimpinan Kristen itu diterapkan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepemimpinan Kristen ialah “Allah memilih dan memanggil seorang pemimpin melalui proses terencana (rangkaian tindakan yang dicanangkan, sistematis (teratur) dan terfokus (perhatian), untuk memimpin umat-Nya (dalam pengelompokan diri sebagai suatu institusi / organisasi) agar mencapai tujuan Allah yang memberikan keuntungan bagi dan melalui pemimpin, orang yang dipimpin (bawahan), dan lingkungan hidup untuk kemasyuran nama-Nya.

Yakni para pemimpin Kristen mengenali perbedaan antara model kepemimpinan terbaru saat ini dengan kebenaran kekal yang ditetapkan oleh Allah. Dasar bagi pemimpin rohani adalah taat dan mempertahankan apa saja yang Allah singkapkan kepada mereka sebagai kehendak-Nya. Allah tidak meminta para pemimpin untuk memimpikan impian-impian yang hebat bagi-Nya atau untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi. Dia meminta para pemimpin untuk berjalan bersama-Nya dengan begitu intim sehingga ketika Dia menyatakan apa yang ada dalam agenda-Nya, mereka akan langsung menyesuaikan kehidupan mereka dengan kehendak-Nya dan akibatnya akan membawa kemuliaan bagi Allah.

Pemimpin Yang Berkarakter

Dengan demikian pengembangan kepemimpinan terjadi melalui perkembangan karakter, karena kepemimpinan adalah masalah karakter. Pembentukan karakter dapat merupakan proses yang lambat, dan kadang-kadang menyakitkan. Pemimpin yang tidak dapat mengakui kesalahannya tidak punya kualifikasi menjadi pemimpin. Kejujuran merupakan sifat yang paling penting yang diinginkan bawahan dari pemimpinnya. Selain karakter, pemimpin dapat disebut benar dan baik bila mempunyai visi dan dapat mengajak orang lain untuk bersama-sama mewujudkan visi tersebut.

Pemimpin Sebagai Motivator

Kehidupan yang menggerakkan orang lain menurut agenda Allah agar orang lain menaladaninya. Para pemimpin Kristen yang mengenal Allah dan yang tahu cara memimpin secara rohani dan Kristiani, secara fenomenal akan jauh lebih baik dan benar dibandingkan pemimpin yang paling terampil dan mampu memimpin tanpa Allah.

Kepemimpinan rohani tidak terbatas untuk orang-orang tertentu saja. Kepemimpinan rohani adalah tanggung jawab semua orang Kristen yang Allah ingin pakai untuk membuat perbedaan di dunia ini. Pemimpin yang baik dan benar selalu menyadari bahwa mereka tidak dapat berbuat apa-apa jika mereka terlepas dari hubungan dengan Kristus. Kerendahan hati ada pada diri mereka, kesucian hidup mereka terapkan, sikap manis dan positip yang mereka tonjolkan, memberikan peluang bagi bawahan/orang lain untuk berkembang, kritis dan mau belajar, optimis dan kerajinan rohani yang mereka perlihatkan, mementingkan keselamatan keluarga, tidak mengabaikan administrasi, tidak terlalu lama memimpin tetapi mengkader dan mempersiapkan orang lain menjadi pemimpin seperti dirinya, serta menerapkan, melaksanakan tugas pelayanan.

Mitos kepemimpinan yang paling berbahaya adalah bahwa seorang pemimpin tercipta saat dilahirkan – bahwa ada faktor genetik pada kepemimpinan. Mitos itu juga menegaskan bahwa manusia memiliki atau tidak memiliki sifat karismatik tertentu. Itu semua adalah omong kosong; nyatanya, yang benar adalah kebalikannya. Para pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan (Warren G. Bennis)

Pendahuluan
Banyak orang salah mengerti tentang kepemimpinan. Mereka beranggapan bahwa kepemimpinan melekat di dalam kekuasaan, posisi atau jabatan. Anggapan klasik tentang kepemimpinan adalah seseorang yang memiliki posisi tertentu atau jabatan tertentu di dalam sebuah organisasi. Melalui posisi, kedudukan dan kekuasaan yang dimilikinya, orang menjadi takut dan segan.

Banyak orang yang menjadi pimpinan di sebuah organisasi telah salah kaprah bertahun-tahun menganggap dirinya (lahir) sebagai seorang pemimpin. Yang disebut pemimpin bukanlah pimpinan. Kepemimpinan, seperti disebutkan oleh John Maxwell dalam bukunya Developing Leader within You, adalah pengaruh. Dengan demikian, pemimpin adalah seseorang yang memiliki pengaruh kepada orang lain. Semakin luas pengaruhnya maka semakin besar lingkup kepemimpinannya. Pengaruh apa? Pengaruh untuk bergerak mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Artinya kurang lebih seperti ini. Kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi. Setiap kali seseorang berusaha mempengaruhi cara berpikir, perilaku atau perkembangan orang lain untuk mencapai tujuan hidupnya, seseorang itu sedang menjalankan perannya sebagai pemimpin.

Memimpin Seperti Yesus
Para pakar kepemimpinan kini banyak menggunakan Yesus dan ajaran-Nya sebagai sebuah model kepemimpinan. Di antara sekian banyak teori kepemimpinan yang berkembang akhir-akhir ini, Injil kembali menjadi bahan pengajaran kepemimpinan dengan menempatkan Yesus sebagai modelnya. Yesus adalah seorang pemimpin bahkan pemimpin yang besar. Ajaran Yesus di dalam Injil adalah sebuah pembelajaran tentang kepemimpinan sejati yang dikenal dengan kepemimpinan yang melayani (Servant Leadership), yang hingga kini masih sangat relevan sebagai sumber inspirasi bagi kepemimpinan Kristen dimanapun dikembangkan dan dipraktekkan. Mengapa Yesus?

Di dalam tiga setengah tahun pelayanan-Nya di bumi, Yesus memimpin 12 orang murid yang akhirnya menjadi ujung dari ‘ujung tombak’ pemberiaan Injil ke seluruh dunia. Dari orang-orang Galilea, kasar dan tak berpendidikan, Yesus mencetak 12 Rasul yang penuh dedikasi, berkarakter seperti diri-Nya dan berhasil meneruskan apa yang menjadi keinginan-Nya. Yesus membentuk mereka menjadi seorang pemimpin melalui pengajaran dan gaya hidup, dimana mereka bergaul langsung dengan-Nya dari hari ke hari dan mendengar langsung pengajaran-Nya di setiap waktu. Kekristenan yang kita dalami hari-hari ini tidak pernah dapat dilepaskan dari peranan para rasul yang berhasil di dalam menjalankan tugasnya. Dalam hal ini, Yesus membuktikan satu hal, pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan. Apa saja yang Yesus ajarkan kepada para murid-Nya?

Dalam model Yesus, seorang pemimpin adalah seorang yang mengubahkan. Pemimpin membawa pengaruh untuk menghasilkan perubahan di dalam diri orang lain. Dalam konteks pendidikan, gereja, lembaga pemerintahan, dapat ditarik paralelnya. Seseorang yang menduduki posisi puncak barulah disebut sebagai pemimpin jika kehadirannya membawa perubahan positif bagi orang-orang disekitarnya. Perubahan nilai di dalam diri orang-orang (yang terkena pengaruh tersebut) akan membentuk sebuah sistem nilai yang juga baru di lingkungan dimana orang-orang itu berada. Fokus utamanya adalah pembentukan nilai-nilai di dalam diri orang lain, sehingga terbentuk sebuah karakter dan kebiasaan (habits) yang bagus dan luar biasa, yang mencerminkan Kristus.

Mengajar Perubahan
Yesus mengajar kepada para murid-Nya untuk menjadi agen perubahan. Di dalam Matius 9:16-17 dikatakan “Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya”

Perubahan berarti lahirnya sesuatu yang baru dan benar-benar baru. Melalui keberadaan kita di komunitas, kita dituntut membawa dan melahirkan perubahan. Bukan justru menunda terjadinya perubahan dengan alasan tradisi. Perubahan adalah proses untuk maju. Orang yang tidak mau berubah sesungguhnya tidak punya dunia baru. Dirinya tidak ubahnya seperti kantong anggur lama yang siap ‘sobek’ karena diisi dengan anggur baru.

Ada tiga tipe orang di dalam menyikapi perubahan. Tipe pertama adalah tipe orang yang anti perubahan. Golongan ini tidak mau terjadi perubahan dan mempertahankan ‘status quo’. Dalam dunia pelayanan Yesus, mereka adalah kaum Farisi. Kelompok agama ini takut sekali dengan dinamika perubahan yang terjadi saat Yesus mulai terlihat di mengajar dimana-mana. Kelompok anti perubahan adalah kelompok yang tidak mau perubahan terjadi karena hal itu akan sangat merugikan kepentingan mereka sendiri. Kalaupun perubahan terjadi, mereka cuma akan mengkritisi perubahan tersebut dan menonton-nya dari jauh. Tipe kedua adalah tipe yang mengikuti perubahan. Dalam kelompok ini, ketika perubahan terjadi, orang-orang akan menerjunkan diri didalamnya dan mengikuti arus perubahan tersebut, melakukan penyesuaian-penyesuaian dan turut berubah. Tetapi bukan kedua golongan tersebut yang Yesus maksudkan. Dia justru menghendaki (tipe ketiga) kita sebagai agen perubahan; orang-orang yang menciptakan perubahan dimanapun mereka berada. Tentu saja perubahan dimaksud adalah perubahan positif.

Konteks perubahan yang Yesus maksudkan adalah perubahan transformatif. Prosesnya seperti urut-urutan biologis perubahan kepompong menjadi kupu-kupu yang indah.

Kepemimpinan yang Melayani
Selain berbicara tentang perubahan, Yesus mengajar sebuah hal penting yang tidak pernah ada di dalam teori kepemimpinan kontemporer, yakni kepemimpinan yang melayani (servant leadership). Kalaupun akhir-akhir ini banyak teori kepemimpinan yang melayani telah dikembangkan dimana-mana, sebetulnya, ide tersebut digali dari pengajaran Yesus tentang kepemimpinan yang melayani.

Jika dicermati, melayani adalah sebuah unsur yang sangat mewarnai kepemimpinan Yesus. Dalam bukunya Chief Executive Officer, Laurie Beth Jones mengatakan, “Dia melayani orang-orang-Nya”. Bahkan dapat dikatakan bahwa melayani adalah jiwa dari kepemimpinan rohani yang Yesus ajarkan kepada anak-anak-Nya. Charles R. Swindoll, dalam bukunya Improving Your Serve: The Art of Unselfish Living, menulis sebagai berikut. “Ia datang untuk melayani dan memberi. Oleh karena itu tidak berlebihan kalau kita katakan bahwa Tuhan juga menghendaki hal yang sama dalam diri kita. Setelah kita ditebus menjadi anak-Nya melalui iman kita kepada Kristus, Tuhan ingin membentuk kita agar memiliki karakter yang telah menjadikan Kristus berbeda dari orang-orang lain pada zaman-Nya. Tuhan berkehendak untuk mengembangkan sikap melayani dan memberi dalam diri setiap anak-Nya, sama seperti yang dimiliki oleh Kristus”.

Konsep utama Yesus tentang kepemimpinan yang melayani, terlihat di dalam kalimatnya berikut ini. "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.” (Matius 20:25).

Melalui perkataan-Nya itu Yesus ingin membuat perbandingan bahwa kepemimpinan dengan gaya dunia memiliki ciri-ciri otokratis; lebih banyak memerintah daripada melayani pengikut; lebih banyak menempatkan pimpinan sebagai bos daripada pemimpin. Yesus mengajarkan bahwa seorang pemimpin justru harus menjauhi hal-hal berbau otokratis. Gaya otokratis bertolak belakang dengan yang Yesus kehendaki dan tampilkan, yakni kasih dan pengampunan.

Pemimpin yang otokratis tidak mau merendahkan dirinya di hadapan pengikutnya, terlebih tidak mau melayani pengikutnya. Ia bahkan tidak memiliki kasih. Sebaliknya, bagi Yesus, pemimpin adalah pelayan bagi pengikut. Bukan penguasa. Kepemimpinan ada bukan untuk memerintah tetapi untuk melayani. Hal tersebut sangat jelas di dalam kalimatnya yang sangat terkenal, “Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.” (Markus 10:43-44)

Di dalam nats tersebut jelas terlihat ajaran Yesus bahwa langkah pertama untuk belajar memimpin, adalah belajar mengikuti dengan cara memposisikan diri sebagai hamba. Hamba selalu mengikuti apa yang dikatakan tuannya.

Pada waktu Yesus menyampaikan kalimat-Nya tersebut Ia ingin mengakhiri kontroversi di kalangan murid-murid-Nya sendiri tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Semua murid-murid itu adalah pemimpin yang sedang dipersiapkan dan kematangan mereka sebagai seorang pemimpin ditentukan oleh masa-masa latihan bersama Yesus. Persoalannya adalah murid-murid dikacaukan oleh pemahaman yang salah tentang kepemimpinan. Mereka lebih cenderung memahami kepemimpinan sebagaimana pemerintah-pemerintah bertangan besi, dan keras terhadap rakyatnya sehingga mereka ingin menirunya.

Kepemimpinan dunia yang diktator bukanlah satu-satunya jalan untuk membuat orang lain tunduk dan taat kepada pemimpinnya. Lagipula, di dalam kerajaan Allah, bukan model kepemimpinan seperti itu yang Yesus ajarkan. Menjadi yang pertama bukan berarti menguasai yang lain di posisi yang lebih tinggi. Bukan pula menjadi seorang yang mengontrol, mengeksploitasi atau mendominasi orang lain. Pada waktu Yesus berkata, “Jikalau kamu ingin menjadi yang pertama,” maksud-Nya menunjuk pada kepemimpinan yang artinya pertama di dalam barisan atau kumpulan. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa keutamaan dalam kepemimpinan bukanlah dibangun di atas dasar kekuasaan.

Salah seorang pakar manajemen, Robert Greenleaf, mengembangkan konsep “yang pertama” ke dalam dunia sekular. Pada tahun 1970 Greenleaf menulis sebuah buku manajemen berjudul The Servant as Leader (pelayan sebagai pemimpin). Ide pokoknya adalah, seorang pemimpin besar mula-mula harus melayani orang lain, dan bahwa kenyataan yang sederhana ini merupakan inti dari kebesarannya sebagai seorang pemimpin. Siapapun pasti mau menjadi yang pertama. Itu merupakan keinginan pribadi para murid, bahkan juga keinginan kita semua. Persoalannya adalah apakah kita mau menjadi seorang hamba atau pelayan?

Memimpin seperti Yesus (lead like Jesus) bukanlah perkara yang mudah tetapi sekaligus juga bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Modalnya cuma satu yakni hati. Yesus mengajarkan kepemimpinan hamba dan melayani, pada intinya, terpusat pada apa yang ada di dalam hati seorang pemimpin. Hati akan menentukan apa yang terlihat keluar.

Kepemimpinan Diawali Dengan Sebuah Visi

Bagaimana Allah Membentuk Karakter Seseorang Melalui Sebuah Visi???

Pendahuluan.

Baca Yohanes 12: 24!

Illustrasi: Biji Gandum & Sebuah kupu- kupu

Bertolak dari illustrasi ini, kita dapat melihat cara Allah membentuk karakter seseorang melalui sebuah visi:

Lahirnya sebuah visi

Matinya visi tersebut

Kegenapan visi tersebut melalui kuasa adikodrati

Biji Gandum
(Yohanes 12: 24)

Biji tersebut

tertanam

Biji tersebut mati


Biji tersebut menghasilkan banyak buah
Metamorfosa

Ulat (Larva, Caterpillar)

Kepompong (Pupa, Cocoon)

Kupu-kupu (Adult, butterfly)

Setiap kita mempunyai visi dalam hidup ini dan Tuhan rindu untuk menyatakan itu kepada setiap kita orang percaya..

Pengharapan/ kekuatan yang Tuhan berikan berupa motivasi yang kuat untuk terus ber-tahan selama masa yang mengecewakan kita.

Tuhan memenuhi visi kita dengan jalan yang tidak pernah kita pikirkan.

Larva (Caterpillar= ulat): Lahirnya sebuah visi (Birth of Vision)

Pupa (Cocoon= kepompong) : Matinya visi itu (Death of Vision)

Adult (Butterfly= kupu- kupu): Kegenapan visi melalui kuasa Allah (Supernatural Fulfillment)

I. contoh kasus 1 : Abraham

· Lahirnya sebuah visi (Birth of Vision):

Bapak dari sebuah bangsa yang besar (Kej. 12: 1- 2)

· Matinya visi itu (Death of Vision):

Sarah mandul (Kej. 16: 1; 18: 11- 12)

· Kegenapan visi melalui kuasa Allah (Supernatural Fulfillment):

Ishak lahir ketika Abraham berusia 100 tahun dan Sarah 90 tahun (Kej. 21: 2, 5)

II. contoh kasus 2: Yusuf

· Lahirnya sebuah visi (Birth of Vision):

Mimpi mengenai gandum dan matahari, bulan dan bintang (Kej. 37: 5- 11)

· Matinya visi itu (Death of Vision):

Yusuf di jual sebagai budak ke Mesir dan kemudian di penjara (Kej. 37: 26- 28; 39: 20)


· Kegenapan visi melalui kuasa Allah (Supernatural Fulfillment):

Yusuf berhasil menterjemahkan mimpi Firaun dan diangkat menjadi raja muda di Mesir (Kej. 41: 14- 17, 38- 45)

III. contoh kasus 3: Musa

· Lahirnya sebuah visi (Birth of Vision):

Diutus oleh Tuhan, ketika berada di tanah Midian, untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir (Kel. 3- 4)

· Matinya visi itu (Death of Vision):

Firaun menolak bangsa Israel untuk keluar dari Mesir (Kel. 5- 12)

· Kegenapan visi melalui kuasa Allah (Supernatural Fulfillment):

Musa berhasil membawa bangsa Israel keluar dari Mesir melalui tanda- tanda dan mujizat (Kel. 12- 13)

IV. contoh kasus 4: Dua belas murid Yesus

· Lahirnya sebuah visi (Birth of Vision):

Rasul- rasul yang dipilih untuk membawa Injil ke seluruh dunia (Mark.3: 13- 19)


· Matinya visi itu (Death of Vision):

Yesus ditangkap dan murid- muridNya melarikan diri dan menyangkalNya (Markus 14: 50, 66- 72)

· Kegenapan visi melalui kuasa Allah (Supernatural Fulfillment):

Yesus bangkit dari antara orang mati dan murid-muridNya menjadi saksi (Mark. 16: 1- 8)

Kesimpulan:

Apabila kita kembali kepada surat rasul Paulus yang pertama kepada jemaat Korintus, dia telah berbicara mengenai tiga hal, yaitu ‘iman’, ‘pengharapan’ dan ‘kasih’ (1Korintus 13: 13a):


·
Lahirnya sebuah visi (Birth of Vision): ‘Iman’ (Ibr. 11: 1)

Kemampuan melihat kepada sesuatu yang belum menjadi realitas.

· Matinya visi itu (Death of Vision): ‘Pengharapan’ (Ibr. 6: 19)

Mengharapkan dengan penuh kesabaran sampai visi itu terjadi, sekalipun kelihatannya tidak mungkin.

I. Program Allah: Pada saat visi yang kita peroleh dari Tuhan itu sementara ‘mati’, berarti:
a. Allah sedang membawa kita kedalam proses pembentukkan karakter seperti Yesus Kristus. Karena itu Tuhan memerlukan waktu untuk menunggu sampai karakter kita terbentuk.

b. Visi membuat kita mempunyai motivasi dan tidak mudah kecewa, sedangkan pembentukan karakter mempersiapkan kita untuk melayani lebih baik bila visi kita itu tercapai.

c. Karakter yang terbentuk selama kematian visi adalah:
· Kesabaran - dalam menunggu waktu Tuhan

· Kelemah-lembutan – tidak mempertahankan haknya

· Penguasaan diri - tidak coba untuk mendahului Tuhan

· Ketaatan – tetap tinggal dalam kebenaran

Jadi, goal Tuhan adalah inner qualities = karakter!


II. Program Setan: Pada saat visi yang diperoleh dari Tuhan itu ‘sementara’ mati, Setan berusaha merusak pekerjaan Tuhan dan karunia kita dengan cara:

a. Setan mendorong atau memaksakan, dengan membuka jalan bagi kita, untuk melaksanakan visi tersebut secara kedagingan. Ingat, Setan selalu menyamar sebagai malaikat terang.

contoh: Abraham - Hagar- Ismael

b. Setan selalu berusaha memakai orang-orang yang tertentu bahkan pada umumnya orang yang terdekat dengan kita untuk melindungi kita supaya visi itu jangan mati.

contoh: · Abraham - Sarah (Kej. 16: 2- 4)· Yesus - Petrus (Mark. 8: 31- 33)

c. Setan tidak tertarik dengan pembentukan karakter seseorang

Jadi, goal Setan adalah menggenapi visi Tuhan secara kedagingan!

Kegenapan visi melalui kuasa Allah (Supernatural Fulfillment): ‘Kasih’ (Karakter didalam Kristus, 1 Kor. 13: 4, 1 Yoh. 4: 16)

Motivasi untuk menyatakan karakter Kristus dalam kehidupan orang lain seperti yang Tuhan sudah kerjakan dalam hidup kita.


Tempramen Allah

Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari orang tua kita.

Pembawaan ini diwariskan melalui gen. Secara sadar ataupun seringkali tidak sadar, temperamen mempengaruhi seluruh aspek tindakan kita.

Temperamen yang telah "dibudayakan" melalui pembentukan lingkungan disebut sebagai
karakter.
Sedangkan kepribadian adalah "sosok" yang kita tampilkan dalam relasi dengan orang lain.
Bisa jadi, kepribadian sebagai "sosok" yang kita tampilkan berbeda dengan karakter kita yang sesungguhnya. Hal ini bergantung pada kejujuran kita dalam menampilkan diri.

Dengan mengerti secara sekilas perbedaan antara temperamen, karakter dan kepribadian, kita mendapati bahwa temperamen adalah "bahan dasar" yang membentuk karakter dan pada akhirnya kepribadian kita.

Teori Empat Temperamen

Teori yang sekarang mungkin paling terkenal berkenaan dengan temperamen adalah teori empat temperamen. Teori empat temperamen pertama kali dikemukakan oleh Hipokrates (460-370 SM). Hipokrates mengemukakan bahwa pada dasarnya, manusia terbagi atas empat golongan temperamen : Sanguin, Koleris, Melankolis, dan Flegmatis. Temperamen yang dimiliki oleh seseorang, menurut Hipokrates bergantung pada "cairan" yang ada di dalam tubuhnya: darah, empedu hitam, empedu kuning, dan flegma.

Mengenal Empat Temperamen

Berikut ini akan dipaparkan karakteristik - positif maupun negatif - dari masing-masing temperamen. Daftar ini disusun berdasarkan analisa La Haye dan Littenauer.



Beberapa karakteristik positif dari temperamen sanguin adalah : ramah, optimis, impulsif, bersahabat, menyenangkan, mudah terharu, rasa humor yang baik, periang, tulus, ekspresif, penuh rasa ingin tahu dan baik dipanggung.

Sementara karakteristik negatifnya adalah : egois, sulit berkonsentrasi, resah, tidak disiplin, mudah patah semangat, emosional, polos, dan labil.


Karakteristik positif dari temperamen koleris adalah : berbabakat pemimpin, dinamis, berkemauan kuat, memancarkan keyakinan, visioner, tegas, disiplin.

Sisi negatifnya adalah : cepat "panas", dingin (tidak sensitif), sarkastis, tidak simpatik.


Karakteristik positif dari temperamen melankolis adalah : analitis, tekun, artistik, sensitif, idealis, dan teratur.

Sedangkan sisi negatifnya adalah : perfeksionis, perimistis, berprasangka, menyimpan kebencian, dan labil.


Karakteristik positif dari temperamen flegmatis adalah : rendah hati, mudah bergaul, tenang, konsisten, cinta damai dan efisien.


Sementara, karakteristik negatifnya adalah : lamban, pesimistis, keras kepala,

Kurang motivasi, dan cenderung kurang ekspresif.


Empat jenis temperamen tersebut adalah temperamen dasar yang mempengaruhi seseorang. Pada kenyataannya, tidak ada seorang pun mungkin yang hanya mempunyai satu jenis temperamen. Setidaknya, setiap orang adalah perpaduan yang unik antara 2 atau bahkan mungkin tiga jenis temperamen.


Diubahkan oleh Kuasa Tuhan

Apabila kita menggunakan teori empat temperamen untuk menganalisa tokoh-tokoh dalam Alkitab, maka kita mendapati satu kenyataan yang menarik.

Kita akan mendapati Petrus si sanguin, Paulus si koleris, Musa si melankolis dan Abraham di flegmatis, adalah orang-orang yang dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tuhan telah memakai mereka dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang mereka miliki.
Bagaimana Tuhan bisa memakai mereka menjadi alat untuk kemuliaan-Nya?

Tuhan tidak mengubah temperamen mereka. Tuhan tidak menjadikan mereka menjadi "orang lain". Yang Tuhan lakukan adalah mentransformasi temperamen tersebut.

Transformasi temperamen diberikan Tuhan dengan kepenuhan kehadiran Roh-Nya yang kudus. Petrus adalah tetap seorang sanguin, tetapi seorang sanguin yang dipenuhi oleh Roh Allah. Demikian juga dengan Paulus, Musa dan Abraham.

Masing-masing menjadi pribadi yang optimal dengan temperamen masing-masing oleh karena kehadiran Tuhan di salam kehdiupannya.

Sebagai contohnya, mari kita perhatikan apa yang terjadi dengan Petrus.

Karakteristik Petrus yang sanguin terlihat ketika ia untuk pertama kalinya mendengar panggilan Mesias (Mat 4:20). Secara spontan, Ia segera berjalan mengikut Yesus. Kecekatannya dalam bertindak juga terlihat ketika ia melihat Yesus berjalan di atas air. Ia berkata,". Suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air . (Mat 14:28-29). Sifat spontan dari Petrus juga terlihat ketika ia melihat Yesus mengalami transfigurasi. Petrus segera mengusulkan untuk membangun tempat kediaman bagi Elia , Musa dan Kristus (Mat 17:1-13). Demikian juga, ketika prajurit-prajurit Romawi menangkap Yesus, Petrus segera menghunuskan pedangnya (Yoh 18:10).

Salah satu karakteristik sanguin yang jelas terlihat dalam pribadi Petrus adalah kelugasannya dalam berbicara. Ketika para murid bergumul tentang siapakah Yesus, Petrus segera berbicara dengan lugas tentang siapakah Yesus; dan Yesus memuji kelugasan Petrus ini (Mat 16:13-20). Petrus, si sanguin ini adalah "orang panggung" yang selalu tampil dengan kespontanan dan kelugasannya dalam berbicara dan mengambil tindakan.


Sisi negatif dari karakteristik sanguin yang terlihat dalam kehidupan Petrus adalah sifat mudah berubahnya. Penyangkalannya terhadap Yesus hingga tiga kali menunjukkan betapa mudah berubahnya Petrus (Mat 26:69-70).

Padahal sebelumnya dengan arogan ia menyatakan bahwa meskipun semua murid meninggalkan Yesus, ia akan tetap tinggal (Mat 26:31). Arogansi Petrus ini muncul dari kecenderungannya yang bergerak ke arah kepentingan diri sendiri atau egoistis (Mat 19:27).

Tetapi, Petrus paska turunnya Roh Kudus adalah Petrus yang diubahkan.

Dari hati dan bibir yang labil, telah diubahkan Allah untuk menjadi pengkhotbah besar dengan hasil yang besar pula (Kis 4:4). Emosi Petrus pun juga mengalami suatu pengubahan yang luar biasa, dari pribadi yang meledak-ledak, menjadi seorang yang tenang dan mampu bersikap bijaksana.

Perhatikan reaksinya, ketika ia ditantang oleh para iman untuk tidak memberitakan Yesus Kristus, Paulus dengan sangat tenang dan bijaksana mengatakan,".. Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia .." (Kis 5:29). Demikian juga akhir kehidupan Petrus. Petrus bukan lagi seorang yang labil, tetapi dengan mantap ia menghadapi kematiannya di Roma.

Bagaimana Pengubahan Itu Terjadi?

Paulus menyatakan dalam 2 Kor 5:17, "Jadi, siapa dalam Kristus Kristus adalah ciptaan baru; Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" (2Kor 5:17). Apa yang hendak dikatakan Paulus adalah hadirnya suatu natur baru di dalam diri setiap orang Kristen. Natur illahi dihadirkan Allah di dalam diri setiap orang Kristen. Natur ilahi ini tidak akan melenyapkan temperamen yang ada, tetapi akan memperlengkapi dan mentransformasinya. Bukti kehadiran dari natur ini dijelaskan oleh Paulus dalam Gal 5:22-23).

Paulus menyatakannya," Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran (tahan menderita, KJV), kemurahan (kelembutan, KJV), kebaikan, kesetiaan (iman, KJV), kelemahlembutan (tidak melawan, KJV), dan penguasaan diri.” Seorang sanguin telah dilahirkan dengan rasa kasih, sukacita dan kebaikan; sehingga Roh Kudus hanya akan memurnikan karakter ini seturut dengan kehendak-Nya. Roh Kudus perlu untuk "memasok" damai sejahtera untuk orang sanguin yang mudah gelisah.


Demikian juga tahan menderita ganti mudah menyerah, kelembutan ganti sikap grusa-grusu, sikap tidak melawan ganti egoistis, iman ganti rasa takut/kurang aman, dan yang terutama adalah penguasaan diri ganti kurang displin.

Orang Koleris yang sudah dilahirkan dengan disiplin, tahan menderita dan ketekunan, membutuhkan pemurnian oleh kuasa Allah dalam hal-hal tersebut.

Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Kudus adalah rasa kasih dan belas kasihan yang akan memungkinkannya sensitif terhadap perasaan orang lain. Demikian juga ia membutuhkan damai sejahtera ganti ketergesaan, kelembutan ganti sikap sarkastis mereka, sikap tidak melawan ganti kecenderungan untuk memberontak, iman ganti kepercayaan terhadap diri sendiri.


Seorang melankolis dilahirkan dengan sikap lembut, penguasaan diri dan tahan menderita. Tinggal bagaimana Roh Allah memaksimalkan karakter bawaan ini. Kebutuhan utama seorang melankolis adalah kasih terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai ganti dari sikap perfeksionisnya. Sukacita ganti kecenderungannya yang muram, damai sejahtera ganti kecenderungan ganti sikap mengkritik ataupun menghakimi serta iman ganti kekuatiran yang terus menguasainya.

Seorang flegmatis yang dilahirkan dengan kelembutan dan keramahan, hanya memerlukan pemenuhan Roh Allah di dalam kehidupannya sehingga karakter tersebut betul-betul menjadi berkat bagi orang lain.

Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Allah adalah kasih dan belas kasihan terhadap Yang lain. Demikian juga daya tahan, ganti kecenderungan cepat menyerah.

Iman ganti segala kekuatiran yang ada, dan penguasaan diri ganti kecenderungan untuk aman.

Dalam pemenuhan yang terus menerus oleh Roh Kudus maka keempat temperamen ini akan menjadi temperamen yang diubahkan (ditransformasikan) oleh Allah.

Pemenuhan ini tentunya menuntut kehidupan yang dipimpin oleh Roh Allah.

Seperti yang dinyatakan oleh Paulus,"Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin Roh" (Gal 5:25).

Pembentukan Karakter

“Aku merasa seolah-olah menjadi bukan diriku.”

“Sepertinya aku tak punya karakter.”

“Aku tak bisa mengontrol diriku sendiri.”

Pernyataan-pernyataan di atas sungguh tidak asing di telinga kita. Beberapa keluar dari mulut teman-teman sebaya kita. Beberapa dari mulut adik-adik kelas kita. Bahkan beberapa orang yang secara fisik terlihat dewasa dan cukup berumur pun mengatakan hal yang sama. Tak jarang mereka kemudian menjadi sangat bingung dan frustasi karena merasa belum menemukan “diri mereka yang sebenarnya.”


Orang-orang yang lain mengeluhkan emosi negatif mereka yang tak terkontrol. Beberapa memutuskan untuk “menerima” diri mereka apa adanya dan berhenti berusaha menetralkan emosi-emosi itu. Tetapi ada pula yang terus berusaha mengubah kebiasaan-kebiasaan mereka itu menjadi lebih baik.



Apa Kata Alkitab?

Alkitab dengan jelas telah mengatakan apa yang seharusnya manusia perbuat untuk membentuk kepribadiannya sesuai dengan apa yang baik di mata Allah. Filipi 4:8-9 adalah salah satu dari sekian banyak pedoman dalam Alkitab tentang hal ini:

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”

Pembentukan karakter dan kepribadian manusia seharusnya berpegang pada apa yang baik di mata Allah, yaitu yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, semua kebaijikan dan patut dipuji. Allah mula-mula menciptakan kita seturut dengan gambar dan rupaNya; dan Ia mau supaya kita menjadi “gambar”-Nya yang memperkenalkan sifat Allah pada segala sesuatu di bumi.


TUHAN tidak hanya ingin manusia berkarakter baik bagi sesamanya, tetapi yang terutama adalah baik di mataNya. Yeremia 14:6&8 berkata bahwa,”Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!”” Hidup manusia adalah seperti bejana di tangan TUHAN. Tentu seharusnya Allahlah yang membentuk karakter dan hidup kita, bukan dunia maupun segala ajarannya. Dengan mengijinkan Allah memenuhi hidup kita dengan FirmanNya, pengaruh-pengaruh jahat dari dunia tak lagi mendapatkan bagiannya dalam diri kita. “Behaviorisme lingkungan” menjadi “behaviorisme Allah.”


Mazmur 1 mengatakan,”Berbahagilah orang yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkannya siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Janji Allah telah jelas pada setiap orang yang hidupnya dipenuhi pemikiran-pemikiran tentang Firman Allah. Karakter orang yang sukses, orang yang berhasil di mata Allah adalah karakter yang setia ini; karakter yang selalu memikirkan Firman TUHAN dalam segala aspek kehidupannya.


Maka ketika seseorang menjadi bingung karena merasa belum menemukan karakter dan dirinya sendiri, pedomannya telah jelas. Allah ingin supaya kita menyerahkan diri kita untuk dibentuk seturut dengan kehendak-Nya. Ia meminta kita untuk memikirkan yang baik dan berkenan menurut mata-Nya. Karakter yang baik dan mulia, seperti karakter Kristus, tercipta dari kedekatan dan pemikiran terus menerus akan TUHAN. Seperti kata-kata dunia mempengaruhi orang-orang kegelapan, demikian pula Firman TUHAN harusnya mempengaruhi anak-anak TUHAN

Yang Harus Hamba Tuhan Ketahui

Sebagai orang percaya kita adalah sama dengan hamba bagi Tuhan. Hamba sama dengan budak yang sama sekali tidak memiliki hak bahkan atas dirinya sendiri.

Luk 17:10, menjelaskan bahwa sebagai hamba/budak HANYA TAHU MELAKUKAN apa YANG DIPERINTAHKAN OLEH TUANnya. Demikian halnya dengan kita yang adalah hamba Tuhan hal yang seharusnya kita lakukan adalah taat sepenuhnya kepada Kristus yang adalah Tuan kita.

Taat dengan meninggalkan “mesir mesir” dalam hidup kita.

Yer 42: 13-17, Yer 37:2

Bagaimana raja raja bangsa Yehuda pada zaman itu (Yoyakhim dan Zedekia) tidak mengindahkan / tidak taat kepada firman yang Tuhan sampaikan lewat nabi yeremia untuk jangan kembali ke mesir. Mesir dalam hal ini berbicara tentang kedagingan dan nafsu nafsu duniawi, kehidupan kita yang lama sebelum mengenal Tuhan. Akibat dari ketidak taatan bangsa Israel pada waktu itu, Tuhan mengijinkan kejatuhan Israel dan dikuasai Babel. Kita perlu untuk selalu menjaga ketaatan kita sepenuhnya atas apa yang Tuhan perintahkan. Salah satu hal yang perlu kita lakukan agar kita bisa taat kepada Tuhan adalah dengan meninggalkan “Mesir mesir” yang ada dalam hidup kita.

Taat karena mengasihi Tuhan

I Yoh 2:15-17, Yeremia 42:1-12, Filipi 2:5-8

Sebagai hamba bagi Tuhan, hal pertama yang perlu kita lakukan jika kita ingin TAAT kepada Tuhan kita harus terlebih dahulu MENGASIHI TUHAN, dan meninggalkan “sifat sifat mesir” yang ada dalam hidup kita.

Taat secara total kepada Tuhan, bahkan untuk hal hal yang terkadang menyakitkan dan tidak menyenangkan. Seperti ketaatan Abraham melakukan perintah Tuhan ketika Tuhan mengujinya untuk mempersembahkan Ishak. Demikianlah hendaknya nilai ketaatan kita. Ada waktu dimana kita diperhadapkan pada situasi sulit yang seolah olah kehidupan lama kita jauh lebih baik daripada kehidupan mengikut Tuhan. Jika kita ada dalam situasi demikian, tetaplah kita setia dan taat kepada Tuhan, jangan berpaling kebelakang dan tetap berjalan kedepan bersama Tuhan dan ingat akan janji janji Nya yang luarbiasa. Berbicara tentang ketaatan yang total, Tuhan Yesus sudah memberikan teladan ketaatan yang luarbiasa kepada Bapa ketika menghadapi ancaman kematian di kayu salib. Dan banyak lagi teladan dalam alkitab tentang bagaimana para nabi nabi terdahulu yang demikian taat dan tulus kepada Tuhan.

Taat tanpa harus mengerti

2 Raja Raja 5:13-14

Ada waktu dalam hidup kita ketika Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan hal hal yang terkesan bodoh dan tidak masuk akal untuk kita lakukan, tapi hendaklah kita tetap taat dan melakukannya. Karena dalam ketaatan kita tidak ada yang sia sia. Kita akan menuai yang terbaik yang Tuhan sediakan atas ketaatan kita terhadap Dia.

Taat merupakan proses Tuhan dalam pembentukan karakter kita

Mazmur 73:21-24

Meskipun ketaatan kita terkadang menimbulkan sakit dan rasa tidak nyaman dalam hidup kita, tapi itu semua merupakan proses bagi pembentukan karakter kita untuk menjadi semakin serupa dengan karakter Kristus. Ketaatan bukan hanya kepada Tuhan, tapi juga taat atas setiap otoritas yang diatas kita.

Upah ketaatan

Kolose 3:23-24, Yeremia 42:4

Abraham yang taat ketika Tuhan meminta dia mempersembahkan ishak, Tuhan menyediakan upah domba sebagai korban persembahan menggantikan ishak. Bahkan ketaatan Abraham membuat dia menjadi Bapa bagi orang percaya dan Tuhan memanggilnya sahabat. Naaman yang taat atas perintah Elisa untuk membenamkan diri ke sungai Yordan, dia memperoleh kesembuhan atas penyakit kustanya. Yeremia karena ketaatannya Tuhan melepaskan dia dari tangan babel.

Ketika Tuhan kita posisikan sebagai Tuan kita, maka apapun yang kita lakukan bahkan terhadap manusia sekalipun kita melakukannya dengan taat seperti untuk Tuhan. Harga ketaatan adalah kematian, namun upah ketaatan di dalam Tuhan adalah kemuliaan.

Menjadi Serupa dengan Karakter Kristus

Rom 8:29 “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”

Tujuan Yesus datang ke dunia ini bukanlah hanya sekedar untuk menyelamatkan umat manusia.
Tujuan utama Yesus adalah untuk membawa umat manusia ke dalam kemuliaan atau untuk menjadi serupa seperti Dia. Oleh karena itu sebelum Dia meninggalkan dunia ini, Yesus memberikan sebuah pesan yang disebut juga amanat agung yaitu untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya. Menjadi murid Kristus itu artinya lebih dari sekedar percaya dan diselamatkan. Yesus mencari kualitas murid yaitu orang kristen yang mengalami perubahan menjadi seperti sang Guru bukan hanya sekedar pengikut yang rajin beribadah.

Hari ini kita sangat sedikit menemukan orang kristen yang memiliki karakteristik seorang murid sebab kebanyakan orang kristen yang ada saat ini hanyalah sekedar menjadi seorang pengikut. Mereka memang setia beribadah di gereja, membayar perpuluhan bahkan aktif melayani di gereja namun kehidupan mereka tidak memancarkan karakter Kristus. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kita tidak menjadi terang dan garam dunia sehingga kehidupan kita tidak membawa pengaruh yang berarti bagi lingkungan di sekeliling kita. Anehnya, kita malah suka menyalahkan orang lain yang tidak mau berubah, padahal seharusnya jika kita benar-benar berfungsi sebagai terang dan garam dunia maka mereka (baca: dunia) pasti akan terpengaruh oleh terang tersebut. Kita tidak dapat memerintahkan kegelapan untuk pergi melainkan kita harus menyalakan terang sehingga dengan sendirinya kegelapan itu pasti pergi. Jika gereja Tuhan benar-benar menjadi terang maka dengan sendirinya kuasa kegelapan yang selama ini mencengkram bangsa ini pasti akan pergi. Korupsi, kolusi dan nepotisme yang selama ini menjadi akar kebobrokan bangsa ini pasti dapat dicabut sampai ke akar-akarnya jika kita sebagai umat Tuhan bangkit untuk menjadi terang.

Proses pembentukan untuk menjadi serupa seperti karakter Kristus memang tidak mudah dan tidak terjadi secara instan. Malah sebaliknya proses itu amat menyakitkan dan biasanya melibatkan krisis dalam kehidupan kita. Sebuah krisis pasti akan berkembang dalam hidup kita sebelum kita memilih untuk mengikuti kehendak Allah. Hal ini terjadi sebab kita cenderung untuk tidak menanggapi dorongan yang lembut dari Allah untuk membawa kita ke tempat di mana Dia meminta kita untuk mempersembahkan seluruh hidup kita kepada-Nya. Saat krisis itu terjadi maka kita bisa memilih untuk menyerah atau menolak kepada kehendak Allah. Setiap kali kita memilih untuk menyerah maka semakin kita dibentuk menjadi lebih serupa dengan karakter Kristus. Semakin tinggi tingkat penyerahan hidup kita maka semakin banyak karakter Kristus yang terpancar dalam kehidupan kita.

Tuhan mengijinkan kita mengalami penderitaan dan kekecewaan sebab Ia ingin kita mengalami perubahan. Max lucado berkata “Allah mengasihimu apa adanya tetapi Ia menolak membiarkan anda seperti itu. Ia ingin agar anda menjadi persis seperti Yesus.” Orang-orang harus mengalami penderitaan dan kekecewaan dalam hubungan mereka dengan orang di sekelilingnya sebelum mereka menyadari bahwa mereka perlu berubah. Hanya bila kita merasa cukup muak dengan penyakit yang kita derita maka kita dapat melepaskan diri dari penyakit itu. Percayalah, setiap kekecewaan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita akan membawa kita pada sebuah posisi yang mana kita menyadari hanya Tuhanlah yang sanggup membahagiakan hidup kita. Kita dapat menggunakan penderitaan untuk mengakhiri penderitaan. Saya sendiri telah mengalami bagaimana pahitnya menelan pil kekecewaan dan kegagalan tetapi pada akhirnya semua itu mendatangkan kebaikan dan keindahan bagi hidup saya.

Francis fragipane mengatakan ketika kita berfokus untuk menjadi serupa seperti Kristus maka kebangunan rohani yang sebenarnya telah terjadi dalam hidup kita. Tujuan hidup kita bukanlah melayani melainkan untuk mengenal Allah dengan intim sehingga dari pengenalan itu akan lahir pelayanan yang sejati. Untuk dapat mengenal Allah dengan intim maka kita harus mengalami proses pembentukan karakter sehingga karakter kita menjadi serupa karakter Kristus. Hidup kita akan menjadi berkat dan membawa pengaruh besar bagi lingkungan di sekitar kita bila kita memiliki karakter Kristus. Keluarga, lingkungan, kota dan bangsa kita akan bisa melihat kemulianNya dinyatakan bila hidup kita telah dubahkan menjadi serupa seperti karakter Kristus

Hidup adalah proses pembentukan pribadi dan ujian

Seperti banyak orang, kita juga merenungkan tentang hidup ini. Apa tujuan kita hidup ? Apa yang Tuhan mau daripada hidupk kita? kita melihat di hidup ini ada saat sulit ada saat senang, ada saat sedih ada saat bahagia. Tapi apa esensi dari itu semua. Harus seperti apakah kita menjalani hidup ini ?

Dari kecil kita sudah merenungkan tentang hal ini. Bagi kta hidup ini bukan hal yang mudah, terutama dengan segala kelemahan dan kekurangan yang kita miliki, bahkan kita menyadari akan kebodohan kita yang membawa diri kita kepada kesulitan. Hidup ini tidak akan pernah mudah, bahkan bagi orang yang mencari segala kemudahan dalam hidup ini.

Kita belajar hidup ini adalah sebuah proses pembentukan pribadi dan ujian untuk hati kita, dan untuk orang kristen tentu juga imannya kepada Kristus.

Manusia bisa berubah-ubah. Tidak ada yang bisa menjamin seseorang akan selalu sama. Hidup ini membentuk pribadi sesorang melalui segala yang terjadi. Pahit manis hidup ini membentuk karakter kita, cara berpikir kita.

Sebagai orang yang percaya dan mengikut Kristus, kita mengerti bahwa percaya kepada Yesus dan keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita adalah kasih karunia-Nya, bukan karena usaha kita. Disini titik perbedaan orang yang hidup dalam Kristus dan yang tidak, karena Tuhan turut bekerja dalam hidup orang yang mendapat kasih karunia-Nya.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. -Roma 8:28

Tuhan membentuk anak-anakNya menjadi pribadi yang sesuai yang dikehendaki-Nya yaitu seperti Kristus. Memiliki hati seperti Kristus.

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. -Roma 8:29

Perumpamaan tentang kue wortel, saat melihat adonan-adonannya, tepung, garam, baking soda, baking powder, gula, wortel, tidak ada yang menarik, bahkan banyak yang tidak enak dimakan secara langsung. Tetapi dari bahan-bahan itu hasilnya sangat berbeda. Tercium hasilnya yang sangat menggugah selera, dan saat dimakan kue wortel itu empuk, lembut dan lezat.

Kita sering kali mengeluh tentang bahan adonan. Padahal pikiran Allah tertuju hasil akhir yang dihasilkan. Berkat dari Allah itu termasuk yang baik dan buruk. Kita mungkin mengartikan berkat-berkat Allah adalah segala sesuatu yang berjalan sesuai dengan kehendak kita, segala sesuatu yang menurut kita baik.

Allah turut bekerja dalam SEGALA SESUATU (baik ataupun buruk) untuk mendatangkan mendatang kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah… untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Di dalam hidup ini juga terdapat ujian-ujian. Menguji hati kita, apakah kita benar-benar menginginkan Tuhan lebih dari segalanya, apakah Tuhan menjadi yang terutama, apakah kita didalam hati kita hanya ada Yesus sebagai Tuhan atau ada tuhan-tuhan lain, apakah kita mau taat kepada Tuhan, apakah iman kita benar-benar teguh kepada Tuhan apapun situasi yang sedang kita hadapi dalam hidup ini.

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. -Yakobus 1:12

Sebagai seorang kristen kita harus percaya dan mempunyai iman yang teguh kepada Kristus, apapun yang kita hadapi saat ini. Dan jangan takut akan segala kelemahan dan kekurangan kita, karena Tuhan akan memperlengkapi dan meberi kita kekuatan di segala situasi, tetap percaya kepada Tuhan Yesus dan lakukan kehendak Tuhan :)

Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. -Wahyu 2:10B

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua. -Wahyu 2:11

… Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia. Wahyu 17:14
Nah, dalam kerohanian, hal ini dibalik. Kenapa?
Sekali lagi, karakter melibatkan nilai-nilai dan norma-norma. Dalam kerohanian, ada nilai2 dan norma2 yang harus diikuti sebagai wujud dari pertobatan.
Karena itulah, beberapa aspek kepribadian manusia harus diubah untuk mengikuti karakter yang diharapkan dari seorang 'anak Tuhan'.

Makanya kita sebut : Karakter KRISTUS.
Karena yang diambil adalah nilai-nilai dan norma-norma yang ditampilkan KRISTUS saat berada di bumi.

Setiap manusia memiliki kepribadian uniknya masing-masing. Manusia silakan mempertahankan keragaman dan kekayaan kepribadiannya, tapi harus selaras dengan karakter dari KRISTUS.

Bolehlah kita suka tertawa, senang melucu dan ceria, Tapi, karakter KRISTUS tetap terpancar dari kita.

Bolehlah kita pendiam, suka merenung, kritis dan logis analitis, Tapi, karakter KRISTUS tetap terpancar dari kita.

Jadilah diri kita sendiri dalam hal kepribadian, Tapi dalam kepribadian kita, orang bisa melihat karakter KRISTUS.

Kalo ada aspek kepribadian kita yang tidak sesuai dengan karakter KRISTUS, kita dipanggil untuk menyelaraskannya.

Karakter (Character) diambil dari bahasa Yunani Charakter. Pada awalnya kata Charakter digunakan untuk menggambarkan gambar yang dicetak atau diukir pada batu prasasti, pada permukaan besi/metal dan pada uang koin.

Berbeda dengan kepribadian, karakter berbicara mengenai respon moral yang konsisten dari seseorang pada situasi tertentu. Jadi karakter berbicara mengenai nilai-nilai moral, keberanian, kejujuran, kesetiaan dsb. Contohnya kalau setiap kali disalip sama angkot kita nyolot nah itu menggambarkan karakternya yang gak mau kalah. happy0025

Menurut teori filosofi (bandingkan dengan kepribadian yang dipelajari oleh ilmu psikologi) karakter seseorang dibentuk oleh/saat:
- Keturunan/genetika
- Perkembangan masa Kecil
- Kejadian spesial dalam hidup (traumatis, kegembiraan, dll)
- Pergaulan
- Lingkungan dan masyarakat
- Media (TV, Koran)
- Apa yang diterima di sekolah/universitas
- Posisi orang tersebut dalam masyarakat/keluarga (anak sulung/bungsu/tunggal? dll.)

Semua hal tersebut membentuk cara orang tersebut bereaksi/merespon terhadap situasi-situasi sehari-hari. Inilah yang biasanya disebut karakter.

Problemnya, kalau kita lihat teori di atas mengenai proses pembentukan karakter, maka manusia yang belum dipulihkan berada dalam masalah besar, karena pada umumnya, manusia tumbuh dalam kondisi lingkungan/masyarakat/orang tua/teman-teman sepergaulan dsb... yang sudah berdosa.

Jadi karakter manusia pada dasarnya dalam kondisi berdosa. Itulah sebabnya Paulus mengatakan "Tidak ada seorang pun yang mencari Allah". Manusia dengan karaternya tidak bisa memilihi respon yang benar dalam kehidupan ini.

Rom 7:22-25 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh YESUS KRISTUS, Tuhan kita.

Walaupun secara batin Paulus tahu dan menyukai hukum Allah, tetapi tempaan dan ukiran dunia serta daging yang berdosa kedalam kehidupan Paulus menyebabkan Paulus tidak bisa melepaskan dirinya dari karakter dunia.

Tetapi "Syukur kepada Allah! oleh YESUS KRISTUS, Tuhan kita." Yang mau mati dikayu salib untuk menebus kita dari "tubuh maut" kita.

Apa saja karakter yang seharusnya kita miliki? Sebenarnya banyak tersebar di Alkitab, salah satunya
Gal 5:22-23 (Buah Roh), Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

2Pe 1:5-7 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang

Dan banyak lagi ciri-ciri karakter KRISTUS yang dicatat dalam Alkitab.

Nah, balik kepertanyaan dari thread ini: "Dapatkah Karakter Berubah???"
Jawabnya bukan dapat... tetapi HARUS.... he he he.. dengan catatan berubah menjadi semakin seperti karakter YESUS.

Cuma masalahnya manusia tidak bisa (bahkan tidak mau) mengubah karakternya sendiri, manusia harus dipulihkan dulu menjadi manusia baru (lahir baru) untuk kemudian diproses menjadi manusia yang dewasa rohani (karakter KRISTUS).

Karakter KRISTUS akan tumbuh pada saat kita diproses dalam kehidupan, pada saat kita menghadapi masalah. Seperti koin yang harus diukir dan ditempa demikian juga untuk mengukir dan menempa karakter KRISTUS dalam hidup kita, kita juga harus diukir dan ditempa oleh Allah.

Sekali lagi bedakan antara kepribadian dan karakter.
Kepribadian adalah "Tipe diri kita"
Karakter adalah "Respon kita terhadap situasi"

Sekedar perenungan:
Mat 22:17-21
Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Tetapi YESUS mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?"
Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata YESUS kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Orang-orang Yahudi harus mengembalikan kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar sesuai dengan gambar Kaisar yang ada pada koin dinar.
Kita anak-anak Tuhan harus mengembalikan kepada Allah apa yang menjadi milik Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah ketika menciptakan manusia.

Antara Mukjizat Dan Pembentukan

2 Korintus 12:7-10; Yesaya 55:8-9

Mujizat memang kadang dibutuhkan, tetapi mujizat tetap bergantung kepda kehendak Tuhan. hal ini disadari sepenuhnya oleh Rasul Paulus. Rasul Paulus mengharapkan supaya duri di dalam dagingnya di cabut, tetapi jawab Tuhan, "Cukuplah kasih karuniaku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna." (2 Kor 12:9). Rasul Paulus rela tidak menerima mukjizat yang diharapkan itu karena dia tahu ini adalah bagian dari proses pembentukan karakter dan iman di dalam kehidupannya. rasul Paulus memahami bahwa "RancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman Tuhan."( Yes 55:8)

Jika kita mau mengevaluasi diri, maka betapa sering kita cenderung untuk emngedepankan mujizat daripada proses pembentukan karakter iman. Dalam kasus tertentu, hal ini tidak salah. Tetapi, tidak selamanya apa yang kita pikir dan rancangkan itu akan terjadi. ada kalanya pikiran dan rancangan kita berbeda dengan pikiran dan rancangan Tuhan. Ketika mujizat tidak terjadi atas diri kita, mari kita berfikir bahwa Tuhan sedang membawa kita kepada sebuah proses pembentukkan yang akan mendewasakan kita agar hidup kekristenan kita tidak bergantung kepada sumber mujizat itu sendiri, yaitu Tuhan.